My Blog adalah sebuah diary tentang semua perasaan, pengalaman, pengetahuan yang ku alami...
Minggu, 18 Januari 2015
Selasa, 13 Januari 2015
MAKALAH
SENI RUPA
SMA
NEGERI 1 GARUM
2014/2015
MAKALAH
PERKEMBANGAN SENI RUPA MODERN di INDONESIA
Disusun
oleh
Alifatul
Laili
Daeng
Alfiansyah
Isna
Arifatul A.
M.
Alfin Rusdianto
Nindi
Ajeng Putri S.
Siwi
Magda Ayu P.
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga untuk sekarang ini kami dapat menyelesaikan karya tulis
ini dengan lancar dan dengan tema Perkembangan Seni Rupa Modern Indonesia.
Karya
ini bertujuan untuk memberikan sedikit tambahan informasi agar kita semua dapat
mengerti dan mengetahui tentang perkembangan seni rupa modern di Indonesia ini.
Tidak
lupa kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Kritik dan saran sangat kami harapkan
demi tujuan yang lebih baik lagi kedepannya.
Kami
menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, kami sebagai
penyusun dengan segala kerendahan hati, minta maaf yang sebesar-besarnya.
Penyusun,
Blitar, 13
Januari 2014
SMAN 1
GARUM
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I (PENDAHULUAN)
1.1 : Latar
belakang
1.2 : Rumusan
masalah
1.3 : Tujuan
BAB II (PEMBAHASAN)
BAB III (PENUTUP)
3.1 : Kesimpulan
3.2 : Saran
MAKALAH
SENI RUPA MODERN di INDONESIA
BAB
I
(PENDAHULUAN)
1.1 : Latar Belakang
Pengertian “modern” dalam terminologi seni rupa tidak bisa
dilepaskan dari prinsip modernisme atau paham yang mendasari perkembangan seni
rupa modern dunia sampai pertengahan abad ke-20. Seni rupa modern dunia
memiliki nilai-nilai yang bersifat universal. Seni modern lahir dari dorongan
untuk menjaga standar nilai estetik yang kini sedang terancam oleh metode
permasalahan seni.
Seni modern dengan melahirkan Conceptual Art/ Seni Konseptual merupakan gerakan dalam menempatkan ide, gagasan atau konsep sebagai masalah yang utama dalam seni. Persentuhan seni rupa Indonesia dengan seni rupa modern sebenarnya hanya terbatas pada corak, gaya, dan prinsip estetik tertentu. Kendati seni rupa modern percaya pada eksplorasi dan kebebasan secara implisit akhirnya hanyalah mempertahankan prinsip-prinsip seni rupa Barat (tradisi Barat). Di Indonesia prinsip-prinsip seperti itu tidak seluruhnya teradaptasi, akan tetapi muncul secara terpotong-potong kadang dalam bentuk yang lebih ekstrim.
Catatan perkembangan pelukis Belanda yang diabaikan adalah catatan yang justru secara mendasar memperlihatkan tanda-tanda perkembangan seni rupa modern. Kendati tidak terlalu nyata pergeseran yang terjadi pada tahun 1940-an ini menandakan seniman mulai mempersoalkan bahasa rupa dan cenderung meninggalkan representasi (menampilkan realitas sebagai fenomena rupa).
Seni modern dengan melahirkan Conceptual Art/ Seni Konseptual merupakan gerakan dalam menempatkan ide, gagasan atau konsep sebagai masalah yang utama dalam seni. Persentuhan seni rupa Indonesia dengan seni rupa modern sebenarnya hanya terbatas pada corak, gaya, dan prinsip estetik tertentu. Kendati seni rupa modern percaya pada eksplorasi dan kebebasan secara implisit akhirnya hanyalah mempertahankan prinsip-prinsip seni rupa Barat (tradisi Barat). Di Indonesia prinsip-prinsip seperti itu tidak seluruhnya teradaptasi, akan tetapi muncul secara terpotong-potong kadang dalam bentuk yang lebih ekstrim.
Catatan perkembangan pelukis Belanda yang diabaikan adalah catatan yang justru secara mendasar memperlihatkan tanda-tanda perkembangan seni rupa modern. Kendati tidak terlalu nyata pergeseran yang terjadi pada tahun 1940-an ini menandakan seniman mulai mempersoalkan bahasa rupa dan cenderung meninggalkan representasi (menampilkan realitas sebagai fenomena rupa).
1.2 : Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian seni
rupa modern atau kontemporer di Indonesia ?
2.
Bagaimana
perkembangan seni rupa modern atau kontemporer di Indonesia ?
1.3 : Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui tentang perkembangan
seni rupa modern atau kontemporer di Indonesia dimulai dari masa perintis
sampai masa pendidikan seni rupa melalui pendidikan formal.
BAB
II
(PEMBAHASAN)
1. Periode Perintis
(1826-1880)
Perkembangannya diawali oleh pelukis Raden
Saleh. Berkat pengalamannya belajar menggambar dan melukis di luar negeri
seperti di Belanda, Jerman, Perancis, beliau dapat merintis kemunculan seni
rupa Modern di Indonesia. Corak lukisannya beraliran Romantis dan Naturalis.
Aliran Romantisnya menampilkan karya-karya yang berceritera dahsyat, penuh
kegetiran seperti tentang perkelahian dengan binatang buas. Gaya Naturalisnya
sangat jelas nampak dalam melukis potret.
Raden
Saleh, Banteng melawan Singa
Ciri-ciri karya lukisan pada masa ini dengan
Raden Saleh sebagai pelopornya adalah :
- Bergaya natural dan romantisme
- Kuat dalam melukis potret dan binatang
- Pengaruh romantisme Eropa terutama dari Delacroix.
- Pengamatan yang sangat baik
pada alam maupun binatang
Beberapa judul Karya Raden Saleh:
- Hutan terbakar
- Perkelahian antara hidup dan mati
- Pangeran Diponegoro
- Berburu Banteng di Jawa
- Potret para Bangsawan
2.
Masa seni lukis
Indonesia jelita (1920 – 1938)
Masa ini merupakan
kelanjutan dari masa perintisan setelah pakum beberapa saat karena meninggalnya
Raden Saleh. Kemudian munculah seniman Abdullah Surio Subroto dan diikuti oleh
anak-anaknya, Sujono Abdullah, Basuki Abdullah dan Trijoto Abdullah. Masa ini
disebut dengan masa Indonesia Jelita karena pelukisnya melukiskan tentang
kemolekan/keindahan obyek alam. Pelukis hanya mengandalkan teknik dan bahan
saja. Karya Abdullah SR. (Pemandangan di sekitar Gn. Merapi, Pemandangan di
Jawa Tengah, Dataran Tinggi di Bandung), karya Pirngadi (Pelabuhan Ratu),
karyaBasuki Abdullah (Telanjang, Pemandangan, Gadis sederhana, Pantai Flores,
Gadis Bali, dll.)
Basuki_abdullah_balinese beauty.jpg
Ciri-ciri lukisan yang dihasilkan yaitu:
- Pengambilan obyek alam yang indah
- Tidak mencerminkan nilai-nilai jiwa merdeka
- Kemahiran teknik melukis tidak dibarengi dengan penonjolan nilai spirituil
- Menonjolkan nada erotis dalam melukiskan manusia
3. Masa PERSAGI (1938 – 1942)
PERSAGI (Peraturan Ahli Gambar Indonesia) didirikan tahun 1938 di Jakarta yang diketuai oleh Agus Jaya Suminta dan sekretarisnya S. Sujoyono, sedangkan anggotanya Ramli, Abdul Salam, Otto Jaya S, Tutur, Emira Sunarsa (pelukis wanita pertama Indonesia) PERSAGI bertujuan agar para seniman Indonesia dapat menciptakan karya seni yang kreatif dan berkepribadan Indonesia dengan mengacu kepada karakter masing-masing pelukis.
Dullah, Persiapan
Gerilya,130X151
4.
Masa Pendudukan Jepang (1942 – 1945)
Kegiatan
melukis pada masa ini dilakukan dalam kelompok Keimin Bunka Shidoso. Tujuannya
adalah untuk propaganda pembentukan kekaisaran Asia Timur Raya. Kelompok ini
didirikan oleh tentara Dai Nippon dan diawasi oleh seniman Indonesia, Agus
Jayasuminta, Otto Jaya, Subanto, Trubus, Henk Ngantung, dll. Untuk kelompok
asli Indonesia berdiri kelompok PUTRA (Pusat Tenaga Rakyat), tokoh-tokoh yang
mendirikan kelompok ini adalah tokoh empat serangkai yaitu Ir. Sukarno, Moh.
Hatta, KH. Dewantara dan KH. Mas Mansyur. Khusus yang menangani bidang seni
lukis adalah S. Sudjojono dan Affandi. Pelukis yang ikut bergabung dalam Putra
diantaranya Hendra Gunawan, Sudarso, Barli, Wahdi, dll. Pada masa ini para
seniman memiliki kesempatan untuk berpameran, seperti pameran karya dari Basuki
Abdullah, Affandi, Nyoman Ngedon, Hendra Gunawan, Henk Ngantung, Otto Jaya,
dll.
5. Masa Sesudah Kemerdekaan (1945 – 1950)
Setelah Indonesia merdeka bermunculanlah kelompok-kelompok seniman lukis Indonesia, diantaranya:
(1) Sanggar Masyarakat
(1946) dipimpin Affandi, kemudian diganti nama menjadi SIM (Seniman Indonesia
Muda) yang dipimpin oleh S. Sudjojono
(2) Pelukis Rakyat
(1947), Affandi dan Hendra Gunawan keluar dari SIM dan mendirikan Pelukis
Rakyat dipimpin oleh Affandi
(3) Perkumpulan
Prabangkara (1948)
(4) ASRI (Akademi Seni
Rupa (1948), tokoh-tokoh pendirinya RJ. Katamsi, S.Sudjojono,Hendra Gunawan,
Jayengasmoro, Kusnadi dan Sindusisworo
(5) Tahun 1950 di
Bandung berdiri Balai Perguruan Tinggi Guru Gambar yang dipelopori oleh Prof.
Syafei Sumarya, Mochtar Apin, Ahmad Sadali, Sujoko, Edi Karta Subarna
(6) Tahun 1955, berdiri
Yin Hua oleh Lee Man Fong ( perkumoulan pelukis Indonesia keturunan Tionghoa)
(7) Tahun 1958, berdiri
Yayasan seni dan desain Indonesia oleh Gaos Harjasumantri dkk
(8) Tahun 1959, berdiri
Organisasi Seniman Indonesia oleh Nashar dkk
Affandi, Potret Diri
6. Masa Pendidikan Seni Rupa Melalui Pendidikan Formal
Pada tahun 1950 di Yogyakarta berdiri
ASRI (Akademi Seni Rupa Indonesia) yang sekarang namanya menjadi STSRI (Sekolah
Tinggi Seni Rupa Indonesia) yang dipelopori oleh RJ. Katamsi, kemudian di
Bandung berdiri Perguruan Tinggi Guru Gambar (sekarang menjadi Jurusan Seni
Rupa ITB) yang dipelopori oleh Prof. Syafei Sumarja. Selanjutnya LPKJ (Lembaga
Pendidikan Kesenian Jakarta) disusul dengan jurusan – jurusan di setiap IKIP
Negeri bahkan sekarang pada tingkat SLTA
7. Masa Seni Rupa
Baru Indonesia
Pada sekitar tahun 1974
muncul kelompok baru dalam seni lukis. Kelompok ini menampilkan corak baru
dalam seni lukis Indonesia yang membebaskan diri dari batasan-batasan seni rupa
yang telah ada. Konsep kelompok ini adalah:
(1) Tidak membedakan disiplin seni;
(2) Menghilangkan sikap seseorang dalam mengkhususkan penciptaan seni;
(3) Mendambakan kreatifitas baru;
(2) Menghilangkan sikap seseorang dalam mengkhususkan penciptaan seni;
(3) Mendambakan kreatifitas baru;
(4) Membebaskan diri dari batasan-batasan yang sudah mapan;
(5) Bersifat eksperimental.
(5) Bersifat eksperimental.
Seniman muda yang mempelopori kelompok ini adalah Jim
Supangkat, S. Prinka, Dee Eri Supria, dll.
Clown-Attractions,-Dede.jpg
8.Periode
Akademi (1950)
Pengembangan seni rupa melalui pendidikan formal. Lembaga Pendidikan yang bernama ASRI yang berdiri tahun 1948 kemudiaan secara formal tahun 1950 Lembaga tersebut mulai membuat rumusan-rumusan untuk mencetak seniman-seniman dan calon guru gambar. Pada tahun 1959 di Bandung dibuka jurusan Seni Rupa ITB, kemudian dibuka jurusan seni rupa disemua IKIP diseluruh Indonesia.
BAB III
(PENUTUP)
3.1
Kesimpulan
Di Indonesia,
perkembangan seni rupa modern semakin lama dari tahun ke tahun semakin
berkembang. Namun sekarang ini jarang sekali dijumpai seni rupa modern yang ada
di Indonesia.
3.2
Saran
Sebagai bangsa Indonesia hendaknya kita juga
perlu melestarikan dan menjaga agar seni rupa modern yang ada di berbagai
Indonesia agar tidak punah dan tetap ada sampai kapanpun.
Langganan:
Komentar (Atom)





