PROKLAMASI KEMERDEKAAN dan
PEMBENTUKAN PEMERINTAHAN INDONESIA
A. Sejarah Peristiwa Penting Menjelang Proklamasi
Ada
beberapa peristiwa yang melatarbelakangi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia,
salah satunya adalah kekalahan Jepang dalam Peristiwa Perang Asia Timur Raya.
a.
Jepang
menyerah kepada sekutu
Posisi
Jepang dalam Perang Dunia II semakin terdesak ketika memasuki tahun 1945. Pada
tanggal 6 Agustus 1945, Jepang dijatuhi bom atom di kota Hirashima sedangkan
pada tanggal 9 Agustus 1945, Jepang dijatuhi bom atom di kota Nagasaki oleh
Amerika Serikat. Akibat posisi jepang yang terdesak, akhirnya Jendral Terauchi
mengambil langkah penting bagi Indonesia. Tanggal 12 Agustus Jendral Terauchi
memanggil ke tiga tokoh dari Indonesia yakni Ir.Soekarno, Moh.Hatta, dan Radjiman
Widyodiningrat untuk dating ke Dalat, Vietnam.
Dalam
pertemuan tersebut Jendral Terauchi mengatakan bahwa jepang sudah diambang
kekalahan, oleh karena itu pemerintah Jepang akan memberikan kemerdekaan
Indonesia pada tanggal 24 Agustus 1945 dan memerintahkan ke tiga tokoh tersbut
untuk segera mengadakan rapat kepada PPKI.
Sebelum
PPKI terbentuk, pemerintah Jepang membentuk sebuah badan yang diberi nama
BPUPKI (Dokuritsu Junbi Cosakai) yang diresmikan pada tanggal 28 Mei
1945 yang bertujuan untuk mempelajari dan menyelidiki hal-hal penting yang
berhubungan dengan pembentukan negara Indonesia merdeka.
Pada
tanggal 15 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada
Sekutu.
Perjanjian penyerahan Jepang kepada sekutu dilakukan di kapal USS Missouri.
Berita menyerahnya Jepang kepada sekutu tidak sampai didengar oleh ketiga tokoh
yang berada di Vietnam karena berita itu dirahasiakan oleh Jepang, namun berita
menyerahnya Jepang kepada sekutu didengara oleh pemuda-pemuda Indonesia lewat
radio BBC.
ÿ Terbentuknya BPUPKI (Dokuritsu Junbi Cosakai)
Pada
tanggal 7 September 1944, dalam suatu siding istimewa Parlemen Jepang di Tokyo,
Perdana Menteri Jepang, Koiso, mengumumkan bahwa bangsa-bangsa yang dikuasai
Jepang termasuk daerah Hindia Timur (Indonesia), akan dimerdekakan kelak.
Jepang berharap agar bangsa- bangsa yang dijanjikan kemerdekaan mau membantu
Jepang dalam mempertahankan daerah yang dikuasainya dari sekutu. Oleh karena
itu, Jendral Kumaichi Harada membentuk sebuah badan yang diberi nama BPUPKI
atau dalam bahasa jepangnya Dokuritsu Junbi Cosakai yang diketuai oleh Rajiman
Widyodiningrat yang menyusun UUD dan Dasa Negara.
Ada
tiga orang tokoh yang mengajukan gagasannya yaitu Ir.Soekarno, Moh.Yamin, dan
Soepomo. Pada siding pertama BPUPKI pada tanggal 29 Mei 1945, Moh.Yamin
mengemukakan lima gagasannya. Berikut kelima gagasannya :
1.
Peri kebangsaan
2.
Peri kemanusiaan
3.
Peri ketuhanan
4.
Peri kerakyatan
5.
Kesejahteraan
rakyat
Tanggal 31 Mei
1945, Soepomo membacakan gagasannya yang
isinya
sebagai berikut :
1.
Persatuan
2.
Kekeluargaan
3.
Keseimbangan
lahir dan batin
4.
Musyawarah
5.
Keadilan rakyat
Tanggal 1 Juni
1945, Soekarno mengemukakan gagasannya
yang diberi nama
Pancasila. Oleh karena itu pada tanggal 1 Juni 1945 dikenal dengan hari
Lahirnya Pancasila. Berikut gagasan dari Soekarno :
1.
Kebangsaan
Indonesia
2.
Internasionalisme
atau peri kemanusiaan
3.
Mufakat atau
demokrasi
4.
Kesejahteraan
sosial
5.
Ketuhanan Yang
Maha Esa
Sidang
pertama tidak menghasilkan kesimpulan, namun sebelum itu BPUPKI membentuk
sebuah panitia kecil yang diberi nam Panitia Sembilan yang terdiri dari 9 orang anggota yaitu
Ir.Soekarno, Moh.Hatta, Moh.Yamin, Ahmad Soebardjo, A.A. Maramis, Abdulkadir
Muzakir, Wachid Hasjim, H.A. Salim, dan Abikusno yang bertugas untuk menampung
saran, usul, dan konsep-konsep yang diberikan.
Rumusan
Panitia Sembilan tersebut dikenal dengan nama Jakarta Charter atau Piagam
Jakarta. Rumusannya adalah sebagai berikut :
1.
Ketuhanan,
dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya
2.
Dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab
3.
Persatuan
Indonesia
4.
Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan
5.
(serta dengan
mewujudkan suatu ) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Pada
sidang kedua BPUPKI yang berlangsung 10 Juli 1945 dibahas rancangan UUD. Pada
tanggal 11 Juli 1945, Panitia Perancang UUD mengemukakan hasil bahasannya yaitu
pernyataan Indonesia merdek, pembukaan UUD, dan batang tubuh UUD.
ÿ Terbentuknya PPKI (Dokuritsu Junbi Inkai)
Setelah BPUPKI menyelesaikan tugasnya,
badan ini
dibubarkan dan digantikan oleh PPKI yang
dibentuk pada tanggal 7 Agustus 1945 dan beranggotakan 21 orang yang mewakili
seluruh lapisan rakyat Indonesia. Dalam perkembangannya PPKI ditambah 6enam
anggota orang lagi.
PPKI
diketuai oleh Ir.Soekarno dan wakilnya Moh.Hatta, sedangkan penasihatnya adalah
Ahmad Soebardjo. PPKI diresmikan di Dalat, Saigon oleh Jenderal Terauchi
tanggal 9 September 1945. Selain itu, Jenderal Terauchi juga menegaskan bahwa
para anggota PPKI diizinkan melakukan kegiatan sesuai dengan kesanggupan bangsa
Indonesia itu sendiri.
Sementara
itu berita pengeboman kota Hirosima dan Nagasaki oleh sekutu disambut oleh
tokoh-tokoh pergerakan nasional dengan mendesak Ir.Soekarno dan Moh.Hatta
memproklamasikan kemerdekaan Indonesisa. PPKI mengesahkan pembukaan serta
batang tubuh yang telah dibuat oleh BPUPKI. Namun sebelum disahkan terdapat
perubahan-perubahan atas prakarsa Moh.Hatta. Dengan demikian bunyi keseluruhan
dasar negara adalah :
1. Ketuhanan
Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan
yang adil dan beradab
3. Persatuan
Indonesia
4. Kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Perubahan itu dilakukan setelah terjadi
konsultasi dengan para
pemuka islam, seperti Ki Bagus
Hadikusumo, Wahid Hasyim, dan Teuku Moh. Hassan. UUD yang disahkan oleh PPKI
inilah yang kita kenal sebagai Undang-Undang Dasar 1945.
B.
Peristiwa
Seputar Proklamasi
1. Peristiwa Dalat
Pada tanggal 6 Agustus 1945 sebuah bom
dijatuhkan di kota
Hiroshima, Jepang oleh tentara Amerika
Serikat yang menurunkan moral tentara Jepang. Sehari kemudian BPUPKI berganti
nama menjadi PPKI. Untuk lebih menegaskan keinginan dan tujuan kemerdekaan
Indonesia, pada tanggal 9 Agustus 1945 kota Nagasaki dijatuhi bom dan
menyebabkan Jepang menyerah tanpa syarat kepada Amerika Serikat dan sekutunya.
Jepang yang
kedudukannya kian terdesak memanggil tokoh-tokoh pergerakan nasional yakni
Ir.Soekarno, Moh.Hatta dan Radjiman Widyodiningrat. Ketiga tokoh tersebut akan
diterbangkan ke Dalat, 250 km di sebelah timur laut dari Saigon, Vietnam untuk
bertemu Jenderal Terauchi. Ir.Soerkarno, Moh.Hattta dan Radjiman Widyodiningrat
berangkat dari Indonesia ke Dalat pada tanggal 9 sampai 15 Agustus 1945.
Jenderal Terauchi memberikan keputusan dari pemerintah Jepang.
Berikut
keputusan-keputusan pemerintah Jepang antara lain :
ü Jepang
menjanjikan kemerdekaan Indonesia
ü Pembentukan
PPKI
ü Penentuan
wilayah Indonesia yang meliputi bekas jajahan Hindia-Belanda
Sementara itu pada tanggal 12 Agustus
1945, Ir.Soekarno, Moh.Hatta,
dan
Radjiman Widyodiningrat bertemu Jenderal Terauchi di Dalat, Vietnam.
Dalam pertemuan tersebut Jenderal
Terauchi mengatakan bahwa pemerintah Jepang akan memeberikan kemerdekaan
terhadap Indonesia dan proklamasi kemerdekaan Indonesia akan diberikan beberapa
hari, tergantung kerja PPKI. Meskipun demikian Jepang tetap menginginkan
kemerdekaan Indonesia pada tanggal 24 Agustus 1945.
Setelah
7 hari di Dalat, pada tanggal 15 Agustus 1945 Ir.Soekarno, Moh.Hatta, dan
Radjiman Widyodiningrat kembali ke tanah air. Sesampainya di tanah air, ketiga
tokoh tersebut dijemput oleh Sutan Syahrir. Sutan Syahrir mendesak Soekarno
agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia karena bagi Sutan Syahrir
menganggap pertemuan di Dalat tersebut adalah tipu muslihat Jepang karena
Jepang setiap saat sudah saatnya harus menyerah kepada sekutu dan menghindari
perpecahan dalam kubu nasionalis, antara yang anti dan pro Jepang. Moh.Hatta
menjelaskan pertemuan mereka di Dalat yakni Jepang akan memberikan kemerdekaan
terhadap Indonesia tetapi tergantung pada kinerja PPKI.
Pada
tanggal 14 Agustus 1945 Jepang telah menyerah tanpa syarat kepada sekutu.
Tentara dan Angkatan Laut Jepang masih berkuasa di Indonesia. Para pemuda
mendengarnya lewat radio BBC, setelah mendengar desas-desus menyerahnya Jepang
akhirnya golongan muda mendesak golongan tua untuk segera memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia. Namun golongan tua tidak mau terburu-buru dalam
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Soekarno belum yakin bahwa Jepang telah
menyerah kepada sekutu dan takut jika menimbulkan pertumpahan darah. Soekarno
mengingatkan kepada Hatta bahwa Sutan Syahrir tidak berhak memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia karena itu adalah tugas dari PPKI. Sementara itu Sutan
Syahrir beranggapan bahwa PPKI adalah badan yang dibentuk oleh Jepang dan
kemerdekaan Indonesia merupakan hadiah dari Jepang.
Karena
desakan itulah akhirnya menimbulkan perbedaan pendapat antara golongan tua dan
golongan muda. Konsultasi dilakukan dengan rapat PPKI namun golongan muda tidak
menyetujuinya karena menurut mereka PPKI adalah badan bentukan Jepang dan
mereka menginginkan kemerdekaan Indonesia adalah atas usaha bangsa Indonesia
itu sendiri bukan hadiah atau pemberian dari bangsa lain.
2. Peristiwa Rengasdengklok
Berita tentang kekalahan Jepang dalam
perang dunia II mulai tersebar
di kalangan para pemuda Indonesia.
Mereka menganggap nilah momentum terbaik untuk memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia, namun Ir.Soekarano dan Moh.Hattta tidak menyetujuinya karena akan
menyebabkan pertumpahan darah. Soekarno dan Moh.Hatta beranggapan bahwa
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia lebih dulu direncanakan dan diputuskan oleh
PPKI. Sementara itu, para pemuda beranggapan bahwa PPKI adalah badan yang
dibentuk oleh Jepang.
Pada
tanggal 15 Agustus 1945, di Laboratorium Bakteriologi (Jakarta Pusat) diadakan
pertemuan antara pemuda dengan mahasiswa yang dipimpin oleh Chairul Saleh.
Mereka sepakat bahwa kemerdekaan Indonesia adalah hak dan persoalan rakyat
Indonesia itu sendiri yang tidak bergantung pada bangsa lain terutama bangsa
Jepang. Perbedaan pendapat antara golongan tua dan golongan muda menyebabkan
pemuda berencana mengambil tindakan yaitu membawa Soekarno dan Moh.Hatta ke
tempat yang aman dengan tujuan agar kedua tokoh tersebut tidak terpengaruh oleh
jepang.
Tempat
yang dipilih untuk mengamankan Soekarno dan Moh.Hatta adalah di Rengasdengklok,
suatu kota kawedanan di Karawang. Tempat ini dipilih karena merupakan markas
PETA dibawah pimpinan Cudanco (Komandan Kompi) Subeno dan letaknya terpencil
dari jalan raya Jakarta-Cirebon. Usaha mengamankan Soekarno dan Moh.Htta
dilaksanakan pada tanggal 16 Agustus 1945. Chairul Saleh dan Muwardi ditugaskan
untuk menjemput Soekarno, sedangkan Sukarni dan Jusuf Kunto menjemput
Moh.Hatta. Sementara itu keadaan di
Jakarta mulai genting. Setelah mencapai kesepakatan akhrnya Soekarno dan
Moh.Hatta harus dipulangkan dulu ke Jakarta. Kelompok Kaigun (Angkatan Laut
Jepang) mengatakan sudah menyiapkan tempat yang aman yaitu rumah kediaman
Laksaman Tadashi Maeda (sekarang di Jalan Imam Bonjol, No.1 Jakarta).
Soekarno
dan Moh.Hatta bersedia menandatangani pernyataan kemerdekaan Indonesia namun
Sukarni menolak syarat tersebut. Setelah Ahmad Soebardjo memberikan jaminan
yakni :
1. Soekarno
dan Moh.Hatta diperbolehkan kembali ke Jakarta
2. Ahmad
Soebardjo memberi jaminan bahwa proklamasi kemerdekaan akan dilaksanakan di
Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1945 paling lambat pukul 12.00 siang.
Dasar perbedaan antara golongan tua dan
golongan muda pada
dasarnya terletak pada momentum kapan
harus dilaksanakannya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan cara pelaksanaannya.
Golongan tua berpendapat bahwa proses Proklamasi Kemerdekaan Indonesia harus
dilakukan berdasarkan atas dasar pertimbangan-pertimbangan politik. Sedangkan
golongan muda berpendapat agar proklamasi kemerdekaan Indonesia dilaksanakan
atas dasar kekuatan sendiri bukan dari badan bentukan Jepang (PPKI) untuk
menghadiahkan kemerdekaan bagi Indonesia.
Namun
diluar semua itu, sebenarnya perbedaan pendapat yang terdapat pada kedua
golongan tersebut mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk mencapai kemerdekaan
Indonesia dan terciptanya sebuah negara Indonesia yang berdaulat.
C.
Perumusan
Teks Proklamasi
Sekitar pukul 01.30, 17 Agustus 1945,
perundingan di rumah Laksamana Tadashi Maeda dimulai. Dalam perundingan
tersebut Soekarno dan Moh.Hatta mengusulkan agar proklamasi Kemerdekaan
ditandatangani keesokan harinya di hadapan sidang PPKI. Sebelum ke rumah
Laksamana Maeda, Soekarno dan Moh.Hatta menemui Mayjen Nishimura untuk berunding
pada pertemuan tesebut tidak tercapainya kesepakatan. Oleh karena itu, Soekarno
dan Moh.Hatta sampai pada kesimpulan bahwa tidak ada gunanya lagi membicarakan
masalah kemerdekaan Indonesia pada Jepang.
Soekarno
dengan bantuan Moh.Hatta dan Ahmad Soebardjo kemudian menyiapkan teks yang
ditulis dengan pensil pada sehelai kertas dengan judul “Maklumat Kemerdekaan”.
Atas usul Iwa Kusumasumantri, kata maklumat diganti dengan istilah proklamasi
sehingga berbunyi “Proklamasi Kemerdekaan”. Keseluruhan rumusan teks
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia terdiri atas dua bagian pokk, yaitu :
· Pertama : “Kami bangsa Indonesia dengan ini
menjatakan
kemerdekaan Indonesia”.
· Kedua : “Hal-hal jang mengenai pemindahan
kekuasaan d.l.l.
diselenggarakan dengan
tjara seksama dan dalam
tempoh jang
sesingkat-singkatnja”.
Bagian pertama
merupakan saran Ahmad Soebardjo yang diambil dari rumusan BPUPKI. Sementara itu
bagian kedua diambil dari buah pikiran Moh.Hatta. setelah melalui perdebatan
akhirnya teks proklamasi tersebut disetujui. Namun muncul pertentangan baru
tentang siapa yang menandatangani teks proklamasi. Soekarno mengusulkan agar
naskah tersebut ditandatangani oleh semua yang hadir karena dianggap sebagai
wakil-wakil bangsa Indonesia. Golongan muda menolaknya. Akhirnya diputuskan
bahwa Soekarno dan Moh.Hatta yang menandatangi teks Proklamasi Kemerdekaan atas
nama bangsa Indonesia berdasarkan usulan Sukarni. Sayuti Melik siap mengetik
naskah tersebut dan siap ditandatangani pada dini hari.
Perubahan teks
proklamasi dalam proses pengetikan oleh Sayuti Melik adalah sebagai berikut :
1. Kata
“tempoh” diubah menjadi “tempo”.
2. Kata
“wakil-wakil bangsa Indonesia” diubah menjadi “atas nama bangsa Indonesia”.
3. Rumusan
“Djakarta 17-08-‘05” menjadi “Djakarta Hari 17 boelan 8 tahoen 05”.
D.
Pembacaan
Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Berita proklamasi tidak
hanya disebarluaskan di Jakarta dan Indonesia namun diseluruh dunia.penyebaran
berita proklamasi disebarkan melalu radio, surat kabar, pamphlet, dan dari
mulut ke mulut. Sebelum proklamasi dikumandangkan, teks proklamasi sudah sampai
di kantor berita Domei. Teks tersebut dibawa oleh seorang wartawan yang bernama
Syahrudin.
Pada pagi hari tanggal
17 Agustus 1945, barisan pemuda dan rakyat yang mendengar rencana kemerdekaan
diproklamasikan berbondong-bondong datang ke lapangan Ikada. Padahal,
Proklamasi dilaksanakan di depan kediaman Soekarno, di Jalan Pegangsaan Timur,
No.56 Jakarta Pusat. Setelah mendengar berita tersebut akhrnya mereka menuju
kesana.
Susunan acara pada
tanggal 17 Agustus 1945 adalah sebagai berikut :
1. Pembacaan
Proklamasi
2. Pengibaran
bendera merah-putih
3. Sambutan
wali kota Suwirjo dan Muwardi
Moh.Hatta muncul beberapa menit sebelum
pukul 10.00 WIB. Ketika
kedua tokoh tersebut sudah siap, Cudanco
Latief Hendraningrat menjemput kedua tokoh tersebut bersama Ibu Fatmawati
Soekarno menuju lapangan upacara. Proklamasi dilaksanakan pada hari jum’at di
bulan puasa 1356 H.
Semula
berita proklamasi akan disiarkan tiga kali berturut-turut, akan tetapi baru dua
kali disiarkan orang Jepang sudah masuk ke dalam ruangan siaran dan
menghentikan siaran. Akibat penyiaran ini, pimpinan Jepang di Indonesia
memerintahkan meralat dan menyatakannya sebagai kekeliruan. Tindakan tersebut
diikuti dengan penyegelan pemancar radio (Domei) oleh Jepang dan pegawainya
dilarang masuk. Namun para pemuda berhasil merakit pemancar radio baru di
Menteng 31 dengan kode panggilan DJK I
Ada
tiga akibat yang muncul setelah proklamasi kemerdekaan tersebut disiarkan :
1. Pimpinan
tentara Jepang di Jawa menyatakan bahwa berita proklamasi kemerdekaan merupakan
kebohongan dan kekeliruan sehingga pemancar radio disegel.
2. Pemerintah
Jepang memanggil Soekarno dan Moh.Hatta untuk mempertanggungjawabkan
tindakannya dan Jepang memerintahkan ke dua tokoh tersebut untuk membatalkan
proklamasi.
3. Pemerintah
Jepang mendesak agar PPKI bersidang dengan agenda membicarakan rencana
kemerdekaan sebagai hadiah dari Jepang.
Tanggal 18 Agustus 1945 di Yogyakarta,
Sri Sultan Hamengkubuwono
IX sudah mengirimkan telegram ucapan
selamat atas proklamasi kemerdekaan Indonesia. Dari situlah, berita proklamasi
kemerdekaan terus disebarluaskan ke seluruh penjuru tanah air dan dunia. Selain
melaui radio, berita proklamasi disebarkan melalui selebaran dan surat kabar.