Rabu, 13 Agustus 2014

Sejarah Bab 1



PROKLAMASI KEMERDEKAAN dan PEMBENTUKAN PEMERINTAHAN INDONESIA

A.  Sejarah Peristiwa Penting Menjelang Proklamasi
Ada beberapa peristiwa yang melatarbelakangi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, salah satunya adalah kekalahan Jepang dalam Peristiwa Perang Asia Timur Raya.
a.     Jepang menyerah kepada sekutu
Posisi Jepang dalam Perang Dunia II semakin terdesak ketika memasuki tahun 1945. Pada tanggal 6 Agustus 1945, Jepang dijatuhi bom atom di kota Hirashima sedangkan pada tanggal 9 Agustus 1945, Jepang dijatuhi bom atom di kota Nagasaki oleh Amerika Serikat. Akibat posisi jepang yang terdesak, akhirnya Jendral Terauchi mengambil langkah penting bagi Indonesia. Tanggal 12 Agustus Jendral Terauchi memanggil ke tiga tokoh dari Indonesia yakni Ir.Soekarno, Moh.Hatta, dan Radjiman Widyodiningrat untuk dating ke Dalat, Vietnam.
Dalam pertemuan tersebut Jendral Terauchi mengatakan bahwa jepang sudah diambang kekalahan, oleh karena itu pemerintah Jepang akan memberikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 24 Agustus 1945 dan memerintahkan ke tiga tokoh tersbut untuk segera mengadakan rapat kepada PPKI.
Sebelum PPKI terbentuk, pemerintah Jepang membentuk sebuah badan yang diberi nama BPUPKI (Dokuritsu Junbi Cosakai) yang diresmikan pada tanggal 28 Mei 1945 yang bertujuan untuk mempelajari dan menyelidiki hal-hal penting yang berhubungan dengan pembentukan negara Indonesia merdeka.
Pada tanggal 15 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada
Sekutu. Perjanjian penyerahan Jepang kepada sekutu dilakukan di kapal USS Missouri. Berita menyerahnya Jepang kepada sekutu tidak sampai didengar oleh ketiga tokoh yang berada di Vietnam karena berita itu dirahasiakan oleh Jepang, namun berita menyerahnya Jepang kepada sekutu didengara oleh pemuda-pemuda Indonesia lewat radio BBC.

ÿ Terbentuknya BPUPKI (Dokuritsu Junbi Cosakai)
Pada tanggal 7 September 1944, dalam suatu siding istimewa Parlemen Jepang di Tokyo, Perdana Menteri Jepang, Koiso, mengumumkan bahwa bangsa-bangsa yang dikuasai Jepang termasuk daerah Hindia Timur (Indonesia), akan dimerdekakan kelak. Jepang berharap agar bangsa- bangsa yang dijanjikan kemerdekaan mau membantu Jepang dalam mempertahankan daerah yang dikuasainya dari sekutu. Oleh karena itu, Jendral Kumaichi Harada membentuk sebuah badan yang diberi nama BPUPKI atau dalam bahasa jepangnya Dokuritsu Junbi Cosakai yang diketuai oleh Rajiman Widyodiningrat yang menyusun UUD dan Dasa Negara.
Ada tiga orang tokoh yang mengajukan gagasannya yaitu Ir.Soekarno, Moh.Yamin, dan Soepomo. Pada siding pertama BPUPKI pada tanggal 29 Mei 1945, Moh.Yamin mengemukakan lima gagasannya. Berikut kelima gagasannya :
1.     Peri kebangsaan
2.     Peri kemanusiaan
3.     Peri ketuhanan
4.     Peri kerakyatan
5.     Kesejahteraan rakyat

Tanggal 31 Mei 1945, Soepomo membacakan gagasannya yang
                        isinya sebagai berikut :
1.     Persatuan
2.     Kekeluargaan
3.     Keseimbangan lahir dan batin
4.     Musyawarah
5.     Keadilan rakyat

Tanggal 1 Juni 1945, Soekarno mengemukakan gagasannya
yang diberi nama Pancasila. Oleh karena itu pada tanggal 1 Juni 1945 dikenal dengan hari Lahirnya Pancasila. Berikut gagasan dari Soekarno :
1.     Kebangsaan Indonesia
2.     Internasionalisme atau peri kemanusiaan
3.     Mufakat atau demokrasi
4.     Kesejahteraan sosial
5.     Ketuhanan Yang Maha Esa

Sidang pertama tidak menghasilkan kesimpulan, namun sebelum itu BPUPKI membentuk sebuah panitia kecil yang diberi nam Panitia Sembilan  yang terdiri dari 9 orang anggota yaitu Ir.Soekarno, Moh.Hatta, Moh.Yamin, Ahmad Soebardjo, A.A. Maramis, Abdulkadir Muzakir, Wachid Hasjim, H.A. Salim, dan Abikusno yang bertugas untuk menampung saran, usul, dan konsep-konsep yang diberikan.
Rumusan Panitia Sembilan tersebut dikenal dengan nama Jakarta Charter atau Piagam Jakarta. Rumusannya adalah sebagai berikut :

1.     Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya
2.     Dasar kemanusiaan yang adil dan beradab
3.     Persatuan Indonesia
4.     Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan
5.     (serta dengan mewujudkan suatu ) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Pada sidang kedua BPUPKI yang berlangsung 10 Juli 1945 dibahas rancangan UUD. Pada tanggal 11 Juli 1945, Panitia Perancang UUD mengemukakan hasil bahasannya yaitu pernyataan Indonesia merdek, pembukaan UUD, dan batang tubuh UUD.

ÿ Terbentuknya PPKI (Dokuritsu Junbi Inkai)
Setelah BPUPKI menyelesaikan tugasnya, badan ini
dibubarkan dan digantikan oleh PPKI yang dibentuk pada tanggal 7 Agustus 1945 dan beranggotakan 21 orang yang mewakili seluruh lapisan rakyat Indonesia. Dalam perkembangannya PPKI ditambah 6enam anggota orang lagi.
            PPKI diketuai oleh Ir.Soekarno dan wakilnya Moh.Hatta, sedangkan penasihatnya adalah Ahmad Soebardjo. PPKI diresmikan di Dalat, Saigon oleh Jenderal Terauchi tanggal 9 September 1945. Selain itu, Jenderal Terauchi juga menegaskan bahwa para anggota PPKI diizinkan melakukan kegiatan sesuai dengan kesanggupan bangsa Indonesia itu sendiri.
            Sementara itu berita pengeboman kota Hirosima dan Nagasaki oleh sekutu disambut oleh tokoh-tokoh pergerakan nasional dengan mendesak Ir.Soekarno dan Moh.Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesisa. PPKI mengesahkan pembukaan serta batang tubuh yang telah dibuat oleh BPUPKI. Namun sebelum disahkan terdapat perubahan-perubahan atas prakarsa Moh.Hatta. Dengan demikian bunyi keseluruhan dasar negara adalah :
1.     Ketuhanan Yang Maha Esa
2.     Kemanusiaan yang adil dan beradab
3.     Persatuan Indonesia
4.     Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
5.     Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Perubahan itu dilakukan setelah terjadi konsultasi dengan para
pemuka islam, seperti Ki Bagus Hadikusumo, Wahid Hasyim, dan Teuku Moh. Hassan. UUD yang disahkan oleh PPKI inilah yang kita kenal sebagai Undang-Undang Dasar 1945.
B.   Peristiwa Seputar Proklamasi

1.     Peristiwa Dalat
Pada tanggal 6 Agustus 1945 sebuah bom dijatuhkan di kota
Hiroshima, Jepang oleh tentara Amerika Serikat yang menurunkan moral tentara Jepang. Sehari kemudian BPUPKI berganti nama menjadi PPKI. Untuk lebih menegaskan keinginan dan tujuan kemerdekaan Indonesia, pada tanggal 9 Agustus 1945 kota Nagasaki dijatuhi bom dan menyebabkan Jepang menyerah tanpa syarat kepada Amerika Serikat dan sekutunya.
Jepang yang kedudukannya kian terdesak memanggil tokoh-tokoh pergerakan nasional yakni Ir.Soekarno, Moh.Hatta dan Radjiman Widyodiningrat. Ketiga tokoh tersebut akan diterbangkan ke Dalat, 250 km di sebelah timur laut dari Saigon, Vietnam untuk bertemu Jenderal Terauchi. Ir.Soerkarno, Moh.Hattta dan Radjiman Widyodiningrat berangkat dari Indonesia ke Dalat pada tanggal 9 sampai 15 Agustus 1945. Jenderal Terauchi memberikan keputusan dari pemerintah Jepang.
Berikut keputusan-keputusan pemerintah Jepang antara lain :
ü  Jepang menjanjikan kemerdekaan Indonesia
ü  Pembentukan PPKI
ü  Penentuan wilayah Indonesia yang meliputi bekas jajahan Hindia-Belanda

Sementara itu pada tanggal 12 Agustus 1945, Ir.Soekarno, Moh.Hatta,
dan Radjiman Widyodiningrat bertemu Jenderal Terauchi di Dalat, Vietnam.
Dalam pertemuan tersebut Jenderal Terauchi mengatakan bahwa pemerintah Jepang akan memeberikan kemerdekaan terhadap Indonesia dan proklamasi kemerdekaan Indonesia akan diberikan beberapa hari, tergantung kerja PPKI. Meskipun demikian Jepang tetap menginginkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 24 Agustus 1945.
            Setelah 7 hari di Dalat, pada tanggal 15 Agustus 1945 Ir.Soekarno, Moh.Hatta, dan Radjiman Widyodiningrat kembali ke tanah air. Sesampainya di tanah air, ketiga tokoh tersebut dijemput oleh Sutan Syahrir. Sutan Syahrir mendesak Soekarno agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia karena bagi Sutan Syahrir menganggap pertemuan di Dalat tersebut adalah tipu muslihat Jepang karena Jepang setiap saat sudah saatnya harus menyerah kepada sekutu dan menghindari perpecahan dalam kubu nasionalis, antara yang anti dan pro Jepang. Moh.Hatta menjelaskan pertemuan mereka di Dalat yakni Jepang akan memberikan kemerdekaan terhadap Indonesia tetapi tergantung pada kinerja PPKI.
            Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang telah menyerah tanpa syarat kepada sekutu. Tentara dan Angkatan Laut Jepang masih berkuasa di Indonesia. Para pemuda mendengarnya lewat radio BBC, setelah mendengar desas-desus menyerahnya Jepang akhirnya golongan muda mendesak golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun golongan tua tidak mau terburu-buru dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Soekarno belum yakin bahwa Jepang telah menyerah kepada sekutu dan takut jika menimbulkan pertumpahan darah. Soekarno mengingatkan kepada Hatta bahwa Sutan Syahrir tidak berhak memproklamasikan kemerdekaan Indonesia karena itu adalah tugas dari PPKI. Sementara itu Sutan Syahrir beranggapan bahwa PPKI adalah badan yang dibentuk oleh Jepang dan kemerdekaan Indonesia merupakan hadiah dari Jepang.
            Karena desakan itulah akhirnya menimbulkan perbedaan pendapat antara golongan tua dan golongan muda. Konsultasi dilakukan dengan rapat PPKI namun golongan muda tidak menyetujuinya karena menurut mereka PPKI adalah badan bentukan Jepang dan mereka menginginkan kemerdekaan Indonesia adalah atas usaha bangsa Indonesia itu sendiri bukan hadiah atau pemberian dari bangsa lain.

2.     Peristiwa Rengasdengklok
Berita tentang kekalahan Jepang dalam perang dunia II mulai tersebar
di kalangan para pemuda Indonesia. Mereka menganggap nilah momentum terbaik untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, namun Ir.Soekarano dan Moh.Hattta tidak menyetujuinya karena akan menyebabkan pertumpahan darah. Soekarno dan Moh.Hatta beranggapan bahwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia lebih dulu direncanakan dan diputuskan oleh PPKI. Sementara itu, para pemuda beranggapan bahwa PPKI adalah badan yang dibentuk oleh Jepang.
            Pada tanggal 15 Agustus 1945, di Laboratorium Bakteriologi (Jakarta Pusat) diadakan pertemuan antara pemuda dengan mahasiswa yang dipimpin oleh Chairul Saleh. Mereka sepakat bahwa kemerdekaan Indonesia adalah hak dan persoalan rakyat Indonesia itu sendiri yang tidak bergantung pada bangsa lain terutama bangsa Jepang. Perbedaan pendapat antara golongan tua dan golongan muda menyebabkan pemuda berencana mengambil tindakan yaitu membawa Soekarno dan Moh.Hatta ke tempat yang aman dengan tujuan agar kedua tokoh tersebut tidak terpengaruh oleh jepang.
            Tempat yang dipilih untuk mengamankan Soekarno dan Moh.Hatta adalah di Rengasdengklok, suatu kota kawedanan di Karawang. Tempat ini dipilih karena merupakan markas PETA dibawah pimpinan Cudanco (Komandan Kompi) Subeno dan letaknya terpencil dari jalan raya Jakarta-Cirebon. Usaha mengamankan Soekarno dan Moh.Htta dilaksanakan pada tanggal 16 Agustus 1945. Chairul Saleh dan Muwardi ditugaskan untuk menjemput Soekarno, sedangkan Sukarni dan Jusuf Kunto menjemput Moh.Hatta. Sementara  itu keadaan di Jakarta mulai genting. Setelah mencapai kesepakatan akhrnya Soekarno dan Moh.Hatta harus dipulangkan dulu ke Jakarta. Kelompok Kaigun (Angkatan Laut Jepang) mengatakan sudah menyiapkan tempat yang aman yaitu rumah kediaman Laksaman Tadashi Maeda (sekarang di Jalan Imam Bonjol, No.1 Jakarta).
            Soekarno dan Moh.Hatta bersedia menandatangani pernyataan kemerdekaan Indonesia namun Sukarni menolak syarat tersebut. Setelah Ahmad Soebardjo memberikan jaminan yakni :
1.     Soekarno dan Moh.Hatta diperbolehkan kembali ke Jakarta
2.     Ahmad Soebardjo memberi jaminan bahwa proklamasi kemerdekaan akan dilaksanakan di Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1945 paling lambat pukul 12.00 siang.

Dasar perbedaan antara golongan tua dan golongan muda pada
dasarnya terletak pada momentum kapan harus dilaksanakannya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan cara pelaksanaannya. Golongan tua berpendapat bahwa proses Proklamasi Kemerdekaan Indonesia harus dilakukan berdasarkan atas dasar pertimbangan-pertimbangan politik. Sedangkan golongan muda berpendapat agar proklamasi kemerdekaan Indonesia dilaksanakan atas dasar kekuatan sendiri bukan dari badan bentukan Jepang (PPKI) untuk menghadiahkan kemerdekaan bagi Indonesia.
            Namun diluar semua itu, sebenarnya perbedaan pendapat yang terdapat pada kedua golongan tersebut mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk mencapai kemerdekaan Indonesia dan terciptanya sebuah negara Indonesia yang berdaulat.

C.   Perumusan Teks Proklamasi
            Sekitar pukul 01.30, 17 Agustus 1945, perundingan di rumah Laksamana Tadashi Maeda dimulai. Dalam perundingan tersebut Soekarno dan Moh.Hatta mengusulkan agar proklamasi Kemerdekaan ditandatangani keesokan harinya di hadapan sidang PPKI. Sebelum ke rumah Laksamana Maeda, Soekarno dan Moh.Hatta menemui Mayjen Nishimura untuk berunding pada pertemuan tesebut tidak tercapainya kesepakatan. Oleh karena itu, Soekarno dan Moh.Hatta sampai pada kesimpulan bahwa tidak ada gunanya lagi membicarakan masalah kemerdekaan Indonesia pada Jepang.
            Soekarno dengan bantuan Moh.Hatta dan Ahmad Soebardjo kemudian menyiapkan teks yang ditulis dengan pensil pada sehelai kertas dengan judul “Maklumat Kemerdekaan”. Atas usul Iwa Kusumasumantri, kata maklumat diganti dengan istilah proklamasi sehingga berbunyi “Proklamasi Kemerdekaan”. Keseluruhan rumusan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia terdiri atas dua bagian pokk, yaitu :
·       Pertama     : “Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan
    kemerdekaan Indonesia”.
·       Kedua        : “Hal-hal jang mengenai pemindahan kekuasaan d.l.l.
diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam
tempoh jang sesingkat-singkatnja”.
           
Bagian pertama merupakan saran Ahmad Soebardjo yang diambil dari rumusan BPUPKI. Sementara itu bagian kedua diambil dari buah pikiran Moh.Hatta. setelah melalui perdebatan akhirnya teks proklamasi tersebut disetujui. Namun muncul pertentangan baru tentang siapa yang menandatangani teks proklamasi. Soekarno mengusulkan agar naskah tersebut ditandatangani oleh semua yang hadir karena dianggap sebagai wakil-wakil bangsa Indonesia. Golongan muda menolaknya. Akhirnya diputuskan bahwa Soekarno dan Moh.Hatta yang menandatangi teks Proklamasi Kemerdekaan atas nama bangsa Indonesia berdasarkan usulan Sukarni. Sayuti Melik siap mengetik naskah tersebut dan siap ditandatangani pada dini hari.
Perubahan teks proklamasi dalam proses pengetikan oleh Sayuti Melik adalah sebagai berikut :
1.     Kata “tempoh” diubah menjadi “tempo”.
2.     Kata “wakil-wakil bangsa Indonesia” diubah menjadi “atas nama bangsa Indonesia”.
3.     Rumusan “Djakarta 17-08-‘05” menjadi “Djakarta Hari 17 boelan 8 tahoen 05”.

D.  Pembacaan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Berita proklamasi tidak hanya disebarluaskan di Jakarta dan Indonesia namun diseluruh dunia.penyebaran berita proklamasi disebarkan melalu radio, surat kabar, pamphlet, dan dari mulut ke mulut. Sebelum proklamasi dikumandangkan, teks proklamasi sudah sampai di kantor berita Domei. Teks tersebut dibawa oleh seorang wartawan yang bernama Syahrudin.
Pada pagi hari tanggal 17 Agustus 1945, barisan pemuda dan rakyat yang mendengar rencana kemerdekaan diproklamasikan berbondong-bondong datang ke lapangan Ikada. Padahal, Proklamasi dilaksanakan di depan kediaman Soekarno, di Jalan Pegangsaan Timur, No.56 Jakarta Pusat. Setelah mendengar berita tersebut akhrnya mereka menuju kesana.
Susunan acara pada tanggal 17 Agustus 1945 adalah sebagai berikut :
1.     Pembacaan Proklamasi
2.     Pengibaran bendera merah-putih
3.     Sambutan wali kota Suwirjo dan Muwardi
Moh.Hatta muncul beberapa menit sebelum pukul 10.00 WIB. Ketika
kedua tokoh tersebut sudah siap, Cudanco Latief Hendraningrat menjemput kedua tokoh tersebut bersama Ibu Fatmawati Soekarno menuju lapangan upacara. Proklamasi dilaksanakan pada hari jum’at di bulan puasa 1356 H.
            Semula berita proklamasi akan disiarkan tiga kali berturut-turut, akan tetapi baru dua kali disiarkan orang Jepang sudah masuk ke dalam ruangan siaran dan menghentikan siaran. Akibat penyiaran ini, pimpinan Jepang di Indonesia memerintahkan meralat dan menyatakannya sebagai kekeliruan. Tindakan tersebut diikuti dengan penyegelan pemancar radio (Domei) oleh Jepang dan pegawainya dilarang masuk. Namun para pemuda berhasil merakit pemancar radio baru di Menteng 31 dengan kode panggilan DJK I
            Ada tiga akibat yang muncul setelah proklamasi kemerdekaan tersebut disiarkan :
1.     Pimpinan tentara Jepang di Jawa menyatakan bahwa berita proklamasi kemerdekaan merupakan kebohongan dan kekeliruan sehingga pemancar radio disegel.
2.     Pemerintah Jepang memanggil Soekarno dan Moh.Hatta untuk mempertanggungjawabkan tindakannya dan Jepang memerintahkan ke dua tokoh tersebut untuk membatalkan proklamasi.
3.     Pemerintah Jepang mendesak agar PPKI bersidang dengan agenda membicarakan rencana kemerdekaan sebagai hadiah dari Jepang.

Tanggal 18 Agustus 1945 di Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono
IX sudah mengirimkan telegram ucapan selamat atas proklamasi kemerdekaan Indonesia. Dari situlah, berita proklamasi kemerdekaan terus disebarluaskan ke seluruh penjuru tanah air dan dunia. Selain melaui radio, berita proklamasi disebarkan melalui selebaran dan surat kabar.