EKONOMI
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
NAMA : SIWI MAGDA AYU P.
KELAS : XII IPS 4
NOMOR ABSEN : 30
SMA
NEGERI 1 GARUM
TAHUN
2014
1.
PENGERTIAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Perdagangan
merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kegiatan perekonomian suatu
negara. Giatnya aktivitas perdagangan suatu negara menjadi indikasi tingkat
kemakmuran masyarakatnya, serta menjadi tolok ukur tingkat perekonomian negara
itu sendiri. Sehingga bisa dibilang perdagangan merupakan urat nadi
perekonomian suatu negara.
Melalui
perdagangan pula suatu negara bisa menjalin hubungan diplomatik dengan negara
tetangga sehingga secara tidak langsung perdagangan juga berhubungan erat dengan
dunia politik.
Perdagangan
atau perniagaan pada umumnya adalah pekerjaan membeli barang dari suatu tempat
dan suatu waktu dan menjual barang tersebut di tempat dan waktu lainnnya untuk
memperoleh keuntungan.
Pengertian
perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu
negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk
yang dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu dengan individu), antara
individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan
pemerintah negara lain.
Dari
uraian di atas, perdagangan internasional (international trade) adalah
kegiatan transaksi dagang antara satu negara dengan negara lain, baik mengenai
barang ataupun jasa-jasa, dan dilakukan melewati batas daerah suatu negara.
Misalnya Indonesia mengadakan hubungan dagang dengan Prancis, Jepang, Cina,
Amerika Serikat, Singapura, Malaysia, dan lain-lain.
1.
FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Perdagangan
Internasional antara lain terjadi karena beberapa factor sebagai berikut.
a. Perbedaan Sumber Alam
Suatu negara mempunyai kekayaan alam
yang berbeda, sehingga hasil pengolahan alam yang dinikmati juga berbeda. Oleh
karena sumber kekayaan alam yang dimiliki suatu negara sangat terbatas,
sehingga diperlukan tukar-menukar atau perdagangan.
b. Perbedaan Faktor Produksi
Selain faktor produksi alam, suatu
negara mempunyai perbedaan kemampuan tenaga kerja, besarnya modal yang
dimiliki, dan keterampilan seorang pengusaha. Oleh karena itu, produk yang
dihasilkan oleh suatu negara juga mengalami perbedaan, sehingga dibutuhkan
adanya perdagangan.
c. Kondisi Ekonomis yang Berbeda
Karena adanya perbedaan faktor
produksi yang mengakibatkan perbedaan biaya produksi yang dikeluarkan untuk
membuat barang, maka bisa jadi dalam suatu negara memerlukan biaya tinggi untuk
memproduksi barang tertentu. Sehingga negara tersebut bermaksud mengimpor
barang dari luar negeri karena biayanya dianggap lebih murah.
d. Tidak Semua Negara Dapat Memproduksi Sendiri Suatu Barang
Karena keterbatasan kemampuan suatu
negara, baik kekayaan alam maupun yang lainnya, maka tidak semua barang yang
dibutuhkan oleh suatu negara mampu untuk diproduksi sendiri, untuk itulah
diperlukan tukar-menukar antarbangsa.
e. Adanya Motif Keuntungan dalam Perdagangan / Penghematan Biaya Produksi
Biaya yang dikeluarkan untuk
memproduksi suatu barang selalu terdapat perbedaan. Adakalanya suatu negara
lebih untung melakukan impor daripada memproduksi sendiri. Namun, adakalanya
lebih menguntungkan kalau dapat memproduksi sendiri barang tersebut, karena
biaya produksinya lebih mudah. Oleh karena itu, negara-negara tersebut akan
mencari keuntungan dalam memperdagangkan barang hasil produksinya.
f. Adanya Persaingan Antarpengusaha dan Antarbangsa
Persaingan ini akan berakibat suatu
negara meningkatkan kualitas barang hasil produksi dengan biaya yang ringan,
sehingga dapat bersaing dalam dunia perdagangan.
g. Selera (Kesukaan)
Selera bisa mendorong terjadinya
perdagangan internasional. Selera atau minat masyarakat Indonesia yang tinggi
terhadap apel Amerika dan pear Shandong dari Cina, mendorong Indonesia untuk
mengimpor buah-buahan tersebut. Artinya, Indonesia telah melakukan perdagangan
internasional dengan Amerika dan Cina.
2. Manfaat Perdagangan Internasional
Salah satu
faktor pendorong negara melakukan perdagangan internasional tentu saja karena
adanya manfaat atau keuntungan yang diperoleh masing-masing negara yang
terlibat didalamnya. Beberapa manfaat yang dapat diperolah dari negara-negara
yang melakukan perdagangan internasional adalah sebagai berikut.
a.
Meningkatnya
kualitas konsumsi
Melalui
perdagangan internasional, penduduk suatu negara dapat memperoleh dan
mengkonsumsi barang atau jasa yang kualitasnya lebih baik dibandingkan kualitas
barang atau jasa yang dihasilkan dalam negara.
b. Mendatangkan devisa bagi negara
Jika suatu negara memproduksi suatu
barang untuk diekspor ke luar negeri maka devisa negara pun akan bertambah.
Yang nantinya akan dipakai juga untuk mengimpor barang-barang yang kita
butuhkan.
c. Membuka kesempatan kerja
Perdagangan internasional berupa
aktivitas ekspor akan membutuhkan tenaga kerja
d. Menstabilkan harga-harga
Jika suatu barang langka atau tidak
ada di pasar, itu akan membuat permintaan barang semakin tinggi dan menaikkan
harga barang tersebut. Maka itu mengimpor barang adalah solusi untuk membuat
harga menjadi normal lagi dan menstabilkan harga-harga yang ada.
e. Mempercepat transfer teknologi
Untuk menggunakan barang-barang yang
diimpor, seringkali dibutuhkan pengetahuan atau keterampilan tertentu. Oleh
karena itu para importir (pihak yang melakukan impor) perlu mengadakan
pelatihan untuk menggunakan teknologi. Hal seperti ini akan mempercepat
terjadinya transfer teknologi (alih teknologi)
f. Kebutuhan setiap negara akan dapat terpenuhi
Sebagai
contoh Indonesia , walaupun Indonesia juga menghasilkan minyak bumi tetapi
untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri masih kurang maka untuk memenuhi
kekurangan tersebut kita membeli atau mengimpor minyak dari negara anggota OPEC
seperti Arab Saudi.
g. Negara pengekspor akan memperoleh devisa
Kita
memiliki sumber daya alam yang melimpah, salah satunya adalah batu bara. Selain
untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri , batu bara kita jual atau ekspor ke
negara lain seperti Jepang. Dengan mengekspor batu bara kita dapat pembayaran
yang berupa devisa.
h. Setiap negara dapat mengadakan spesialisasi produksi
Spesialisasi produksi artinya
pengkhususan pada produksi tertentu. Sebagai contoh Indonesia sebagai negara
agraris yang tanahnya subur, sudah tentu akan lebih mengkhususkan pada hasil
pertanian untuk diekspor ke negara-negara yang tanahnya kurang subur. Sedangkan
Jepang lebih mengkhususkan ekspornya pada produksi yang berteknologi seperti
mobil, mesin-mesin industri dan elektronik ke negara-negara berkembang seperti
Indonesia, karena Jepang lebih unggul di bidang teknologi dan SDM.
i. Dapat mendorong kegiatan ekonomi suatu negara
Dengan perdagangan internasional,
kita dapat mengekspor hasil produksi dalam negari sehingga industri dan dunia
usaha di dalam negeri dapat berkembang dengan baik, yang pada akhirnya dapat
mendorong kegiatan ekonomi negara. Demikian juga apabila kita mengimpor
barang-barang modal seperti mesin-mesin industri, akan dapat mendorong
perkembangan dunia perindustrian di dalam negeri.
j. Dapat meningkatkan hubungan persahabatan antarnegara
Perdagangan internasional dapat
mendorong timbulnya persahabatan antarnegara dalam betuk kerja sama antarnegara
di berbagai bidang misalnya sosial, budaya, politik, pertahanan keamanan, dan
lain-lain.
k. Dapat mendorong kemajuan Iptek
Dengan perdagangan internasional
dapat mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan membuka kemungkinan terjadinya
alih teknologi dari negara maju ke negara berkembang. Negara berkembang akan
berupaya secara bertahap mengurangi ketergantungan dengan negara maju melalui
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
3.
KEUNTUNGAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL
1. Sebagai Sumber Devisa
Dengan mengekspor (menjual) bermacam barang dan jasa,
negara kita akan memperoleh devisa. Devisa adalah semua benda yang dapat
digunakan sebagai alat pembayaran internasional. Devisa bisa berbentuk mata
uang asing, emas, wesel, cek, dan surat-surat berharga lainnya. Devisa yang
diperoleh suatu negara dapat digunakan untuk membayar impor dan lain-lain.
2.
Menjaga
Stabilitas Harga
Harga suatu barang cenderung meningkat bila jumlah
barang yang dimaksud tidak bisa memenuhi permintaan pasar, dengan kata lain
jumlah barang lebih sedikit dibanding permintaan. Agar harga tidak terus naik,
pemerintah dapat mengimpor barang yang sama sehingga harga dapat stabil
kembali.
3. Memperluas Lapangan Kerja
Perdagangan internasional dapat memperluas lapangan
kerja. Peningkatan permintaan luar negeri terhadap hasil produksi Indonesia,
akan mendorong pengusaha membangun pabrik baru yang membutuhkan tambahan tenaga
kerja.
4. Mendorong Alih Teknologi
Barang-barang impor yang berteknologi tinggi seperti
komputer, handphone, kapal selam dan pesawat tempur, mengharuskan masyarakat
memahami dan mampu mengoperasikan barang-barang tersebut. Hal ini mendorong
terjadinya alih teknologi dari negara pengekspor (negara maju) ke negara
pengimpor (negara berkembang).
5. Memperluas Konsumsi
Dengan perdagangan internasional, hasil produksi suatu
negara dapat dikonsumsi secara lebih luas ke negara lain. Misalnya, buah kiwi
dari Selandia Baru dan kurma dari Arab bisa dinikmati di banyak negara.
Demikian juga berbagai hasil produksi pabrik, seperti TV, kulkas, handphone dan
komputer bisa dikonsumsi oleh banyak Negara.
6.
Memperoleh
Barang dan Jasa yang Tidak Bisa Diproduksi Sendiri
Satelit adalah salah satu contoh barang yang tidak
bisa diproduksi oleh negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Indonesia
memperoleh satelit dengan cara membeli dari Amerika. Selain satelit, masih
banyak barang lain yang tidak dapat diproduksi Indonesia dan harus diperoleh
melalui perdagangan internasional.
7. Memperluas pasar dan menambah
keuntungan
Terkadang,
para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat produksinya)
dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan produksi, yang
mengakibatkan turunnya harga produk mereka. Dengan adanya perdagangan
internasional, pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya secara maksimal, dan
menjual kelebihan produk tersebut keluar negeri.
8. Transfer teknologi modern
Perdagangan
luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik produksi yang
lebih efesien dan cara-cara manajemen yang lebih modern.
a. Ketidakmampuan beradaptasi di pasar global menyebabkan perekonomian negara terpuruk.
b. Produksi dalam negeri yang tidak mampu bersaing dengan barang impor akan ditinggalkan konsumen
4. HAMBATAN
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Dalam kegiatan perdagangan
internasional(antar-negara) sering kali suatu negara mengalami hambatan.
Hambatan perdagangan internasional adalah regulasi atau peraturan
pemerintah yang membatasi perdagangan bebas.
Berikut ini beberapa hambatan yang
sering muncul dalam perdagangan internasional.
- Perbedaan Mata Uang Antarnegara
Mata uang yang berlaku di setiap negara berbeda – beda.
Negara yang melakukan kegiatan ekspor, biasanya meminta kepada negara pengimpor
untuk membayar dengan menggunakan mata uang negara pengekspor. Pembayarannya
tentunya akan berkaitan dengan nilai uang itu sendiri. Padahal nilai uang
setiap negara berbeda-beda. Apabila nilai mata uang negara pengekspor lebih
tinggi daripada nilai mata uang negara pengimpor, maka dapat menambah
pengeluaran bagi negara pengimpor. Dengan demikian, agar kedua negara
diuntungkan dan lebih mudah proses perdagangannya perlu adanya penetapan mata
uang sebagai standar internasional.
b
. Kualitas Sumber Daya yang Rendah
Rendahnya kualitas tenaga kerja dapat menghambat perdagangan
internasional karena jika sumber daya manusianya rendah, maka kualitas dari
hasil produksi(produk) akan rendah pula. Suatu negara yang memiliki kualitas
produk rendah akan sulit bersaing dengan barang – barang yang dihasilkan oleh
negara lain yang kualitasnya lebih baik. Hal ini tentunya menjadi penghambat
bagi negara yang bersangkutan untuk melakukan perdagangan internasional.
c
. Pembayaran
Antarnegara Sulit dan Risikonya Besar
Pada saat melakukan kegiatan perdagangan internasional,
negara pengimpor akan mengalami kesulitan dalam hal pembayaran. Apabila
pembayarnya dilakukan secara tunai maka negara pengimpor akan mengalami
kesulitan dan resiko yang tinggi, seperti perampokan. Oleh karena itu, negara
pengekspor tidak mau menerima pembayaran secara tunai tetapi melalui kliring
internasional atau telegraphic transfer atau menggunakan L/C.
d
. Adanya Kebijaksanaan Impor dari Suatu Negara
Setiap negara tentunya akan selalu melindungi hasil
produksinya sendiri. Mereka tidak ingin hasil produksinya tersaingi oleh hasil
peoduksi dari luar negeri. Oleh karena itu, setiap negara akan memberlakukan
kebijakan untuk melindungi barang-barang dalam negeri. Salah satunya dengan
menetapkan tarif impor.
Apabila tarif impor tinggi maka produk impor tersebut akan
menjadi lebih mahal daripada peoduk dalam negeri sehingga mengakibatkan
masyarakat menjadi kurang tertarik untuk membeli produk impor. Hal itu akan
menjadi penghambat bagi negara lain untuk melakukan perdagangan.
e
. Terjadinya Perang
Terjadinya perang dapat menyebabkan hubungan antarnegara
terputus. Selain itu, kondisi perekonomian negara yang sedang berperang tersebut
juga akan mengalami kelesuan. Hal ini dapat menyebabkan perdagangan antarnegara
akan terhambat.
f
. Adanya Organisasi – Organisasi Ekonomi Regional
Biasanya dalam satu wilayah regional terdapat organisasi – organisasi ekonomi. Tujuan organisasi – organisasi tersebut adalah untuk memajukan perekonomian negara – negara anggotanya. Kebijakan serta peraturan yang dikeluarkannya pun hanya untuk kepentingan negara – negara anggota saja. Sebuah organisasi ekonomi regional akan mengeluarkan peraturan ekspor dan impor yang khusus untuk negara anggotanya. Akibatnya apabila ada negara di luar anggota organisasi tersebut melakukan perdagangan dengan negara anggota akan mengalami kesulitan.
Biasanya dalam satu wilayah regional terdapat organisasi – organisasi ekonomi. Tujuan organisasi – organisasi tersebut adalah untuk memajukan perekonomian negara – negara anggotanya. Kebijakan serta peraturan yang dikeluarkannya pun hanya untuk kepentingan negara – negara anggota saja. Sebuah organisasi ekonomi regional akan mengeluarkan peraturan ekspor dan impor yang khusus untuk negara anggotanya. Akibatnya apabila ada negara di luar anggota organisasi tersebut melakukan perdagangan dengan negara anggota akan mengalami kesulitan.
Bentuk
– bentuk hambatan perdagangan yang muncul akibat adanya kebijakan ekspor-impor,
antara lain:
a.
Tarif atau bea cukai
Tarif adalah pembebanan pajak (custom duties) terhadap
barang-barang yang melewati batas kenegaraan. Tarif dapat digolongkan
menjadi beberapa bagian, antara lain :
- Bea ekspor = pajak atau bea yang dikenakan terhadap produk yang diangkut menuju negara lain.
- Bea transit = pajak yang dikenakan terhadap produk yang melalui wilayah negara lain dengan ketentuan bahwa negara tersebut bukan merupakan tujuan akhir dari pengiriman.
- Bea impor = pajak yang dikenakan terhadap produk yang masuk dalam suatu negara dengan ketentuan negara tersebut adalah merupakan tujuan akhir dari pengiriman produk.
- Uang jaminan impor = persyaratan bagi importir suatu produk untuk membayar kepada pemerintah sejumlah uang tertentu pada saat kedatangan produk di pasar domestik sebelum penjualan dilakukan.
b.
Kuota Impor
Kuota membatasi banyaknya unit yang dapat diimpor. Tujuannya
adalah untuk membatasi jumlah barang tersebut di pasar dan
menaikkan harga produknya.
c.
Subsidi
Subsidi adalah bantuan pemerintah untuk produsen lokal.
Subsidi dihasilkan dari pajak yang dipungut pemerintah dari rakyat.
d.
Exchage Control
Biasanya, negara – negara yang menggunakan kontrol devisa
adalah mereka yang ekonomi lemah. Kontrol ini memungkinkan negara – negara yang
ekonominya lebih stabil membatasi jumlah volatilitas nilai tukar mata uang yang
masuk / keluar.
e.
State Trading Operasion
State Trading Operasion adalah pemerintah dalam perdagangan
melakukan kegiatan ekspor.
f.
Peraturan anti-dumping
Politik Dumping adalah menjual suatu barang yang nilainya
lebih tinggi dari harga beli, baik dijual di luar negeri maupun dalam negeri
tetap mendapat untung. Adapun beberapa motif dari Politik Dumping, yaitu antara
lain:
- Barang-barang yang diminati oeh negara asal, supaya dapat terjual di luar negeri.
- Memperkenalkan suatu produk dalam negeri ke negara lain.
- Berebut pasar luar negeri.
Berikut
ini beberapa negara yang membuat terhambatnya perdagangan internasional
waulaupun sudah adanya sistem perjanjian perdangan bebas yang dibuat oleh semua
negara anggota WTO ( World Things Organizations ).
1.
Negara Maju
Contohnya
: Jepang
Dimana jepang
melakukan penghambatan perdagangan internasional untuk beras dengan mengenakan
terif dan bea masuk sebesar 200 – 300 % dari harga produk yang membuat susahnya
beras dari negara lain sangat sulit di pasarkan di jepang karena harga beras
impor tersebut kalah bersaing dengan bersa lokal akibat dari besarnya tarif dan
bea masuk yang di buat negeri sakura tersebut.
Yang mana
dari pembatasan ini membuat tingkat impor beras di jepang akan turun atau
sedikit turun dan membuat petani dan pihak yang berkaitan dengan produksi beras
di jepang akan memiliki kehidupan yang makmur dan mengurangi tingkat
pengangguran di negeri sakura tersebut.
2. Negara
Berkembang
Contohnya : Indonesia
Dimana baru –baru ini indonesia
melakukan penghambatan perdagangan internasional pada produk horikultural
dengan melakukan kuota impor ( jumlah maksimum ) barang horikultural yang dapat
di impor sebab pemerintah indonesia berkata bahwa indonesia lagi surplus barang
horikultural sehingga membuat terbatasnya perdagangan internasional.
Yang mana dari pembatasan ini
membuat tingkat impor horikultural di indonesia turun atau sedikit turun
dan membuat petani dan pihak yang berkaitan dengan barang horikultural tersebut
akan mendapatkan penghargaan atas kerja kerasnya yaitu dimana harga
hurikultural tersebut yang naik karena tak adanya barang horikultural impor dan
membuat para petani semakin bersemangat untuk bertani karena kerja kerasnya
terbayar yang membuat kurangnya tingkat pengangguran.
Dan juga melakukan kuota impor itu
pemerintah berusaha untuk menjaga neraca pembayaran agar tidak mengalami
defisit sehingga cadangan devisa indonesia tetap terjaga.
Bisa dibayangkan jika tidak ada
kouta impor,hal yang mungkin yerjadi adalah kalah bersaingnya para petani
indonesia dari petani negara lain yang memiliki keunggulan dalam bidang
permodalan dan jumlah produksi.contohnya saja negera amerika serikat yang mana
petaninya memiliki modal yang besar dan jumlah produksi yang sangat besar karna
pemanfaatan mereka dalam menggunakan teknologi.
Adapun teori-teori perdagangan
internasional dapat diuraikan sebagai berikut.
Teori Keunggulan
Mutlak (Absolut Advantage)
1. Pandangan Kaum Merkantilisme
Merkantilisme merupakan suatu
kelompok yang mencerminkan cita-cita dan ideologi kapitalisme komersial, serta
pandangan tentang politik kemakmuran suatu negara yang ditujukan untuk
memperkuat posisi dan kemakmuran negara melebihi kemakmuran perseorangan. Teori
Perdagangan Internasional dari Kaum Merkantilisme berkembang pesat sekitar abad
ke-16 berdasar pemikiran mengembangkan ekonomi nasional dan pembangunan
ekonomi, dengan mengusahakan jumlah ekspor harus melebihi jumlah impor.
Dalam sektor perdagangan luar
negeri, kebijakan merkantilis berpusat pada dua ide pokok, yaitu:
a. pemupukan logam mulia, tujuannya adalah pembentukan
negara nasional yang kuat dan pemupukan kemakmuran nasonal untuk mempertahankan
dan mengembangkan kekuatan negara tersebut;
b. setiap politik perdagangan ditujukan untuk menunjang kelebihan
ekspor di atas impor (neraca perdagangan yang aktif). Untuk memperoleh neraca
perdagangan yang aktif, maka ekspor harus didorong dan impor harus dibatasi.
Hal ini dikarenakan tujuan utama perdagangan luar negeri adalah memperoleh
tambahan logam mulia.
Dengan demikian dalam perdagangan
internasional atau perdagangan luar negeri, titik berat politik merkantilisme
ditujukan untuk memperbesar ekspor di atas impor, serta kelebihan ekspor dapat
dibayar dengan logam mulia. Kebijakan merkantilis lainnya adalah kebijakan
dalam usaha untuk monopoli perdagangan dan yang terkait lainnya, dalam usahanya
untuk memperoleh daerah-daerah jajahan guna memasarkan hasil industri. Pelopor
Teori Merkantilisme antara lain Sir Josiah Child, Thomas Mun, Jean Bodin, Von
Hornich dan Jean Baptiste Colbert.
2. Adam Smith
Dalam teori keunggulan mutlak, Adam
Smith mengemukakan ide-ide sebagai berikut.
a. Adanya Division of Labour
(Pembagian Kerja Internasional)
dalam Menghasilkan Sejenis Barang
Dengan adanya pembagian kerja, suatu negara dapat memproduksi barang dengan
biaya yang lebih murah dibanding negara lain, sehingga dalam mengadakan
perdagangan negara tersebut memperoleh keunggulanmutlak.
b. Spesialisasi Internasional dan
Efisiensi Produksi
Dengan spesialisasi, suatu negara
akan mengkhususkan pada produksi barang yang memiliki keuntungan. Suatu Negara
akan mengimpor barang-barang yang bila diproduksi sendiri (dalam negeri) tidak
efisien atau kurang menguntungkan, sehingga keunggulan mutlak diperoleh bila
suatu Negara mengadakan spesialisasi dalam memproduksi barang.
Keuntungan mutlak diartikan sebagai
keuntungan yang dinyatakan dengan banyaknya jam/hari kerja yang dibutuhkan
untuk membuat barang-barang produksi. Suatu negara akan mengekspor barang
tertentu karena dapat menghasilkan barang tersebut dengan biaya yang secara
mutlak lebih murah daripada negara lain. Dengan kata lain, negara tersebut memiliki
keuntungan mutlak dalam produksi barang.
Jadi, keuntungan mutlak terjadi bila
suatu negara lebih unggul terhadap satu macam produk yang dihasilkan, dengan
biaya produksi yang lebih murah jika dibandingkan dengan biaya produksi di
negara lain.
erdasarkan tabel di atas dapat
diketahui, bahwa Indonesia lebih unggul untuk memproduksi rempah-rempah dan
Jepang lebih unggul untuk produksi elektronik, sehingga negara Indonesia
sebaiknya berspesialisasi untuk produk rempah-rempah dan negara Jepang
berspesialisasi untuk produk elektronik. Dengan demikian, seandainya kedua
negara tersebut mengadakan perdagangan atau ekspor dan impor, maka keduanya akan
memperoleh keuntungan.
Besarnya keuntungan dapat dihitung
sebagai berikut.
a. Untuk negara Indonesia, Dasar Tukar Dalam Negeri (DTD) 1 kg
rempah-rempah akan mendapatkan 1 unit elektronik, sedangkan Jepang 1 kg
rempah-rempah akan mendapatkan 4 unit elektronik. Dengan demikian, jika
Indonesia menukarkan rempah-rempahnya dengan elektronik Jepang akan memperoleh
keuntungan sebesar 3 unit elektronik, yang diperoleh dari (4 elektronik – 1
elektronik).
- Untuk negara Jepang Dasar Tukar Dalam Negerinya (DTD) 1 unit elektronik akan mendapatkan 0,25 rempah-rempah, sedangkan di Indonesia 1 unit elektronik akan mendapatkan 1 kg rempah-rempah. Dengan demikian, jika negara Jepang mengadakan perdagangan atau menukarkan elektroniknya dengan Indonesia akan memperoleh keuntungan sebesar 0,75 kg rempah-rempah, yang diperoleh dari ( 1 kg rempahrempah – 0,25 elektronik).
Teori Keunggulan
Komparatif (Comparative Advantage)
1.David Ricardo
David Ricardo menyampaikan bahwa
teori keunggulan mutlak yang dikemukakan oleh Adam Smith memiliki kelemahan, di
antaranya sebagai berikut.
a. Bagaimana bila suatu negara lebih
produktif dalam memproduksi dua jenis barang dibanding dengan Negara lain?
Sebagai gambaran awal, di satu pihak
suatu negara memiliki faktor produksi tenaga kerja dan alam yang lebih
menguntungkan dibanding dengan negara lain, sehingga negara tersebut lebih
unggul dan lebih produktif dalam menghasilkan barang daripada negara lain.
Sebaliknya, di lain pihak negara lain tertinggal dalam memproduksi barang. Dari
uraian di atas dapat disimpilkan, bahwa jika kondisi suatu negara lebih
produktif atas dua jenis barang, maka negara tersebut tidak dapat mengadakan
hubungan pertukaran atau perdagangan.
b. Apakah negara tersebut juga dapat
mengadakan perdagangan internasional?
Pada konsep keunggulan komparatif
(perbedaan biaya yang dapat dibandingkan) yang digunakan sebagai dasar dalam
perdagangan internasional adalah banyaknya tenaga kerja yang digunakan untuk
memproduksi suatu barang. Jadi, motif melakukan perdagangan bukan sekadar
mutlak lebih produktif (lebih menguntungkan) dalam menghasilkan sejenis barang,
tetapi menurut David Ricardo sekalipun suatu negara itu tertinggal dalam segala
rupa, ia tetap dapat ikut serta dalam perdagangan internasional, asalkan Negara
tersebut menghasilkan barang dengan biaya yang lebih murah (tenaga kerja)
dibanding dengan lainnya.
Jadi, keuntungan komparatif terjadi
bila suatu negara lebih unggul terhadap kedua macam produk yang dihasilkan,
dengan biaya tenaga kerja yang lebih murah jika diban-dingkan dengan biaya
tenaga kerja di negara lain.
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui, bahwa negara
Jepang unggul terhadap kedua jenis produk, baik elektronik maupun
rempah-rempah, akan tetapi keunggulan tertingginya pada produksi elektronik.
Sebaliknya, negara Indonesia lemah terhadap kedua jenis produk, baik
rempah-rempah maupun elektronik, akan tetapi kelemahan terkecilnya pada
produksi rempah-rempah.
Jadi, sebaiknya negara Jepang berspesialisasi pada produk
elektronik dan negara Indonesia berspesialisasi pada produk rempah-rempah.
Seandainya kedua negara tersebut mengadakan perdagangan, maka keduanya akan
mendapatkan keuntungan.
Besarnya keuntungan dapat dihitung sebagai berikut.
a. Di Jepang 1 unit elektronik = 0,625 kg rempah-rempah, sedangkan di Indonesia 1 unit elektronik = 1 kg rempahrempah. Jika negara Jepang menukarkan elektronik dengan rempah-rempah di Indonesia, maka akan mendapatkan keuntungan sebesar 0,375, yang diperoleh dari (1 rempahrempah – 0,625 rempah-rempah).
b. Di Indonesia 1 kg rempah-rempah = 1 unit elektronik, sedang di Jepang 1 kg rempah-rempah = 1,6 unit elektronik. Jika negara Indonesia menukarkan rempah-rempahnya dengan elektronik, maka Jepang akan mendapatkan keuntungan sebesar 0,6, yang diperoleh dari (1,6 elektronik ).
a. Di Jepang 1 unit elektronik = 0,625 kg rempah-rempah, sedangkan di Indonesia 1 unit elektronik = 1 kg rempahrempah. Jika negara Jepang menukarkan elektronik dengan rempah-rempah di Indonesia, maka akan mendapatkan keuntungan sebesar 0,375, yang diperoleh dari (1 rempahrempah – 0,625 rempah-rempah).
b. Di Indonesia 1 kg rempah-rempah = 1 unit elektronik, sedang di Jepang 1 kg rempah-rempah = 1,6 unit elektronik. Jika negara Indonesia menukarkan rempah-rempahnya dengan elektronik, maka Jepang akan mendapatkan keuntungan sebesar 0,6, yang diperoleh dari (1,6 elektronik ).
Teori ini mencoba
melihat kuntungan atau kerugian dalam perbandingan relatif. Teori ini
berlandaskan pada asumsi:
1. Labor
Theory of Value, yaitu bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah tenaga
kerja yang dipergunakan untuk menghasilkan barang tersebut, dimana nilai barang
yang ditukar seimbang dengan jumlah tenaga kerja yang dipergunakan untuk
memproduksinya.
2. Perdagangna
internasional dilihat sebagai pertukaran barang dengan barang.
3. Tidak diperhitungkannya
biaya dari pengangkutan dan lain-lain dalam hal pemasaran
4. Produksi dijalankan
dengan biaya tetap, hal ini berarti skala produksi tidak berpengaruh. Faktor produksi sama
sekali tidak mobile antar negara. Oleh karena itu , suatu negara akan melakukan
spesialisasi dalam produksi barang-barang dan mengekspornya bilamana negara
tersebut mempunyai keuntungan dan akan mengimpor barang-barang yang dibutuhkan
jika mempunyai kerugian dalam memproduksi.
Paham
klasik dapat menerangkan comparative advantage yang diperoleh dari perdagangan
luar negeri timbul sebagai akibat dari perbedaan harga relatif ataupun tenaga
kerja dari barang-barang tersebut yang diperdagangkan.
4. Teori Permintaan
Timbal Balik (Reciprocal Demand)
oleh John Stuart Mill
Teori yang dikemukakan oleh J.S. Mill sebenarnya melanjutkan
Teori Keunggulan Komparatif dari David Ricardo, yaitu mencari titik
keseimbangan pertukaran antara dua barang oleh dua negara dengan perbandingan
pertukarannya atau dengan menentukan Dasar Tukar Dalam Negeri (DTD). Maksud
Teori Timbal Balik adalah menyeimbangkan antara permintaan dengan penawarannya,
karena baik permintaan dan penawaran menentukan besarnya barang yang diekspor
dan barang yang diimpor.
Jadi, menurut J.S. Mill selama terdapat perbedaan dalam
rasio produksi konsumsi antara kedua negara, maka manfaat dari perdagangan
selalu dapat dilaksanakan di kedua negara tersebut. Dan suatu negara akan
memperoleh manfaat apabila jumlah jam kerja yang dibutuhkan untuk membuat
seluruh barangbarang ekspornya lebih kecil daripada jumlah jam kerja yang
dibutuhkan seandainya seluruh barang impor diproduksi sendiri.
TEORI MODERN
Teori
Heckscher-Ohlin (H-O) menjelaskan beberapa pola perdagangan dengan baik,
negara-negara cenderung untuk mengekspor barang-barang yang menggunakan faktor
produksi yang relatif melimpah secara intensif
Menurut
Heckscher-Ohlin, suatu negara akan melakukan perdagangan dengan negara lain
disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan komparatif yaitu keunggulan
dalam teknologi dan keunggulan faktor produksi. Basis dari keunggulan
komparatif adalah:
1. Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi didalam suatu negara.
2. Faktor intensity, yaitu teksnologi yang digunakan didalam proses produksi, apakah labor intensity atau capital intensity.
1. Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi didalam suatu negara.
2. Faktor intensity, yaitu teksnologi yang digunakan didalam proses produksi, apakah labor intensity atau capital intensity.
A. The Proportional Factors Theory
Teori
modern Heckescher-ohlin atau teori H-O menggunakan dua kurva pertama adalah
kurva isocost yaitu kurva yang menggabarkan total biaya produksi yang sama. Dan
kurva isoquant yaitu kurva yang menggabarkan total kuantitas produk yang sama.
Menurut teori ekonomi mikro kurva isocost akan bersinggungan dengan kurva
isoquant pada suatu titik optimal. Jadi dengan biaya tertentu akan diperoleh
produk yang maksimal atau dengan biaya minimal akan diperoleh sejumlah produk
tertentu.
Analisis teori H-O :
a.Harga atau biaya
produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau proporsi faktor produksi
yang dimiliki masing-masing Negara
b.Comparative Advantage
dari suatu jenis produk yang dimiliki masing-masing negara akan ditentukan oleh
struktur dan proporsi faktor produksi yang dimilkinya.
c.Masing-masing negara
akan cenderung melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang tertentu
karena negara tersebut memilki faktor produksi yang relatif banyak dan murah
untuk memproduksinya
d.Sebaliknya
masing-masing negara akan mengimpor barang-barang tertentu karena negara
tersebut memilki faktor produksi yang relatif sedikit dan mahal untuk
memproduksinya
Kelemahan dari teori H-O yaitu
jika jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara
relatif sama maka harga barang yang sejenis akan sama pula sehingga perdagangan
internasional tidak akan terjadi.
B. Paradoks Leontief
Wassily
Leontief seorang pelopor utama dalam analisis input-output matriks, melalui
study empiris yang dilakukannya pada tahun 1953 menemukan fakta, fakta itu
mengenai struktur perdagangan luar negeri (ekspor dan impor).
Amerika serikat tahun 1947 yang bertentangan dengan teori H-O sehingga disebut
sebagai paradoks leontief
Berdasarkan
penelitian lebiih lanjut yang dilakukan ahli ekonomi perdagangan ternyata
paradox liontief tersebut dapat terjadi karena empat sebab utama yaitu :
a. Intensitas faktor produksi
yang berkebalikan
b. Tariff and Non tariff barrier
c. Pebedaan dalam skill dan
human capital
d. Perbedaan dalam faktor sumberdaya
alam
Kelebihan dari teori ini adalah
jika suatu negara memiliki banyak tenaga kerja terdidik maka ekspornya akan
lebih banyak. Sebaliknya jika suatu negara kurang memiliki tenaga kerja
terdidik maka ekspornya akan lebih sedikit.
C. Teori Opportunity Cost
Opportunity
Cost digambarkan sebagai production possibility curve ( PPC ) yang menunjukkan
kemungkinan kombinasi output yang dihasilkan suatu Negara dengan sejumlah
faktor produksi secara full employment. Dalam hal ini bentuk PPC akan
tergantung pada asusmsi tentang Opportunity Cost yang digunakan yaitu PPC
Constant cost dan PPC increasing cost
D. Offer Curve/Reciprocal Demand (OC/RD)
Teori
Offer Curve ini diperkenalkan oleh dua ekonom inggris yaitu Marshall dan
Edgeworth yang menggambarkan sebagai kurva yang menunjukkan kesediaan suatu
Negara untuk menawarkan/menukarkan suatu barang dengan barang lainnya pada
berbagai kemungkinan harga.
Kelebihan
dari offer curve yaitu masing-masing Negara akan memperoleh manfaat dari
perdagangan internasional yaitu mencapai tingkat kepuasan yang lebih tinggi.
Permintaan dan penawaran pada faktor produksi akan menentukan harga factor produksi tersebut dan dengan pengaruh teknologi akan menentukan harga suatu produk. Pada akhirnya semua itu akan bermuara kepada penentuan comparative advantage dan pola perdagangan (trade pattern) suatu negara. Kualitas sumber daya manusia dan teknologi adalah dua faktor yang senantiasa diperlukan untuk dapat bersaing di pasar internasional. Teori perdagangan yang baik untuk diterapkan adalah teori modern yaitu teori Offer Curve.
Permintaan dan penawaran pada faktor produksi akan menentukan harga factor produksi tersebut dan dengan pengaruh teknologi akan menentukan harga suatu produk. Pada akhirnya semua itu akan bermuara kepada penentuan comparative advantage dan pola perdagangan (trade pattern) suatu negara. Kualitas sumber daya manusia dan teknologi adalah dua faktor yang senantiasa diperlukan untuk dapat bersaing di pasar internasional. Teori perdagangan yang baik untuk diterapkan adalah teori modern yaitu teori Offer Curve.
6. KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Kebijakan
perdagangan internasional timbul karena meluasnya jaringan-jaringan hubungan
ekonomi antarnegara. Jadi, kebijakan perdagangan internasional adalah segala
tindakan pemerintah/negara, baik langsung maupun tidak langsung untuk
memengaruhi komposisi, arah, serta Bentuk perdagangan luar negeri atau kegiatan
perdagangan. Adapun kebijakan yang dimaksud dapat berupa tarif, dumping, kuota,
larangan impor, dan berbagai kebijakan lainnya.
Secara
umum kebijakan perdagangan internasional dapat diuraikan sebagai berikut.
1.
Politik Proteksi
Politik
proteksi adalah kebijakan pemerintah untuk melindungi industri dalam negeri
yang sedang tumbuh (infant industry) dan persaingan-persaingan barang-barang
impor.
Tujuan
kebijakan proteksi adalah:
a.
memaksimalkan produksi dalam negeri;
b.
memperluas lapangan kerja;
c.
memelihara tradisi nasional;
d. menghindari risiko yang mungkin
timbul jika hanya menggantungkan diri pada satu komoditi andalan;
e. menjaga stabilitas nasional, yang
dikhawatirkan akan terganggu jika bergantung pada negara lain.
Proteksi
dapat dilakukan melalui kebijakan berikut ini.
a.
Tarif dan Bea Masuk
Tarif adalah
suatu pembebanan atas barang-barang yang melintasi daerah pabean (costum area).
Sementara itu, barangbarang yang masuk ke wilayah negara dikenakan bea masuk.
Dengan
pengenaan bea masuk yang besar atas barangbarang dari luar negeri, mempunyai
maksud memproteksi industri dalam negeri sehingga diperoleh pendapatan negara.
Bentuk umum kebijakan tarif adalah penetapan pajak impor dengan persentase
tertentu dari harga barang yang diimpor.
Akibat
dari pengenaan tarif akan tampak sebagai berikut
Macam-macam penentuan tarif atau bea
masuk, yaitu:
1) bea ekspor (export duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang yang diangkut menuju negara lain (di luar costum area);
2) bea transito (transit duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-barang yang melalui batas wilayah suatu negara dengan tujuan akhir barang tersebut negara lain;
3) bea impor (import duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-barang yang masuk dalam suatu negara (tom area).
1) bea ekspor (export duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang yang diangkut menuju negara lain (di luar costum area);
2) bea transito (transit duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-barang yang melalui batas wilayah suatu negara dengan tujuan akhir barang tersebut negara lain;
3) bea impor (import duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-barang yang masuk dalam suatu negara (tom area).
b. Pelarangan Impor
Pelarangan impor adalah kebijakan
pemerintah untuk melarang masuknya barang-barang dari luar negeri, dengan
tujuan untuk melindungi produksi dalam negeri dan meningkatkan produksi dalam
negeri.
- Kuota atau Pembatasan Impor
Kuota adalah kebijakan pemerintah
untuk membatasi barang-barang yang masuk dari luar negeri. Secara grafik akan
tampak sebagai berikut
Tujuan
diberlakukannya kuota impor di antaranya:
a. mencegah barang-barang yang
penting berada di tangan negara lain;
b. untuk menjamin tersedianya
barang-barang di dalam negeri dalam proporsi yang cukup;
c. untuk mengadakan pengawasan
produksi serta pengendalian harga guna mencapai stabilitas harga di dalam
negeri.
- Subsidi
Subsidi adalah kebijakan pemerintah
untuk membantu menutupi sebagian biaya produksi per unit barang produksi dalam
negeri. Sehingga produsen dalam negeri dapat menjual barangnya lebih murah dan
bisa bersaing dengan barang impor.
e. Dumping
Dumping adalah kebijakan pemerintah
untuk mengadakan diskriminasi harga, yakni produsen menjual barang di luar
negeri lebih murah daripada di dalam negeri.
Syarat yang harus dipenuhi dalam
kebijakan dumping yaitu:
- kekuatan monopoli di dalam negeri
lebih besar daripada luar negeri, sehingga kurva permintaan di dalam negeri
lebih inelastis dibanding kurva permintaan di luar negeri.
- terdapat hambatan yang cukup kuat
sehingga konsumen dalam negeri tidak dapat membeli barang dari luar negeri.
Keterangan:
Seperti diketahui bahwa laba maksimum diperoleh pada saat kurva MC sama dengan kurva MR. MC sama dengan MR di pasar dalam negeri yang dicapai pada kuantitas produksi OQ1, dan pasar luar negeri dicapai pada kuantitas produksi OQ2. Oleh karena kurva permintaan di kedua pasar memiliki kecuraman yang berbeda, di mana harga pasar dalam negeri adalah OP2 sementara harga di pasar luar negeri setinggi OP1, sehingga permintaan di pasar dalam negeri relatif lebih inelastis dibandingkan dengan pasar di luar negeri, karena kurvanya lebih curam.
Seperti diketahui bahwa laba maksimum diperoleh pada saat kurva MC sama dengan kurva MR. MC sama dengan MR di pasar dalam negeri yang dicapai pada kuantitas produksi OQ1, dan pasar luar negeri dicapai pada kuantitas produksi OQ2. Oleh karena kurva permintaan di kedua pasar memiliki kecuraman yang berbeda, di mana harga pasar dalam negeri adalah OP2 sementara harga di pasar luar negeri setinggi OP1, sehingga permintaan di pasar dalam negeri relatif lebih inelastis dibandingkan dengan pasar di luar negeri, karena kurvanya lebih curam.
Soal !
- Barang hasil produksi nasional tidak dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri. Untuk mengatasi masalah tersebut, suatu negara perlu melakukan....
a.
Kebijakan perdagangan
b.
Perdagangan internasional
c.
Pertukaran faktor produksi
d.
Kebijakan ekonomi dalam negeri
e.
Pertukaran teknologi produksi
modern
- Salah satu faktor penyebab terjadinya perdagangan Internasional adalah...
a.
Memperluas pasar atas barang
produksi dalam negeri yang melimpah
b.
Menguasai pasar internasional
melalui politik dumping
c.
Menjalin hubungan luar negeri
dibidang budaya
d.
Meningkatkan penerimaan pajak
ekspor
e.
Melindungi industri dalam negeri
- Dibawah ini merupakan manfaat perdagangan Internasional, Kecuali
a.
Negara dapat memenuhi
kebutuhannya
b.
Negara menerima pendapatan bea
masuk
c. Dapat
mendorong kegiatan ekonomi suatu negara
d. Dapat
menimbulkan kesenjangan antar negara
e.
Terjadi pertukaran teknologi
- Dibawah ini adalah manfaat dan faktor pendorong perdagangan internasional
1)
Saling membutuhkan
2)
Pertukaran produksi
3)
Perbedaan alam
4)
Pertukaran teknologi
Yang menjadi
pendorong perdagangan internasional adalah..
a.
1 dan 2 d. 2 dan 3
b.
1 dan 3 e. 2 dan 4
c.
1,2, dan 3
- Teori keunggulan mutlak disampaikan oleh...
a.
Adam Smith d. Michael Porter
b.
David Ricardo e. Heckscher-Ohlin
c.
John Stuart Mill
- segala tindakan pemerintah/negara, baik langsung maupun tidak langsung untuk memengaruhi komposisi, arah, serta Bentuk perdagangan luar negeri atau kegiatan perdagangan, merupakan pengertian...
- perdagangan internasional
- kebijakan perdangan internasional
- devisa
- kebijakan ekonomi dalam negeri
- pertukaran tekologi produksi modern
- Subsidi dapat merugikan negara lain apabila....
a.
Memberikan bantuan berupa dana
kepada produsen dalam negari
b.
Kebijakan tersebut ditujukan
untuk merusak industri serupa negara lain
c.
Kebijakan tersebut dijalankan
pada jangka waktu yang panjang
d.
Memberikan bantuan berupa
fasilitas kepada produsen dalam negeri
e.
Kebijakan tersebut dapat membuat
produsen dalam negeri dapat bersaing dengan produk impor
- Kebijakan pemerintah menetapkan harga yang berbeda-beda dari barang yang sama disebut
a.
Dumping d. premi
b.
Promosi ekspor e.
kuota
c.
Diskriminasi harga
- Kebijakan pemerintah menambahkan dana dalam bentuk uang kepada produsen yang berhasil mencapai target-target tertentu disebut...
a.
Premi d. Tarif
b.
Kuota e.
Diskriminasi harga
c.
Subsidi
- Berikut ini adalah beberapa kebijakan proteksi perdagangan internasional yang dilakukan pemerintah, kecuali..
a.
Penetapan harga minimum
b.
Tarif
c.
Larangan ekspor
d.
Larangan impor
e.
Subsidi
- Suatu negara hanya akan memproduksi satu atau beberapa barang saja dengan biaya produksi yang rendah untuk di ekspor. Teori ini dikemukakan oleh...
a.
John Stuart Mill d. Karl
Bucher
b.
David Ricardo e.
J.S. Mill
c.
Adam Smith
- Kemakmuran suatu negara dapat tercapai jika memperoleh surplus ekspor yang dananya dibentuk emas dan perak. Teori ini dikemukakan oleh...
a.
J.M Keynes d. Kaum Merkantilis
b.
David Ricardo e. J.S
Mill
c.
Adam Smith
- Suatu negara akan melakukan perdagangan internasional karena memiliki keunggulan dibidang teknologi dan faktor produksi. Teori perdagangan internasional tersebut dikemukakan oleh...
a.
Heckscher-Ohlin c. J.M. Keynes e. J.S Mill
b.
David Ricardo d. Adam Smith
- Tarif yang memberlakukan presentase yang sama untuk impor komoditas dari negara manapun disebut...
a.
Tarif tunggal d.
Tarif konvensional
b.
Tarif ganda e.
Tarif preferensi
c.
Tarif umum
- Dibawah ini yang merupakan dampak penerapan tarif atas suatu barang impor adalah...
a.
Harga barang impor tersebut
semakin murah
b.
Produksi barang serupa di dalam
negeri akan menurun
c.
Tingkat pengangguran semakin
tinggi
d.
Akan mendorong pemerintah negara
lain untuk menerapkan kebijakan dumping
e.
Konsumen dalam negeri harus
membayar lebih mahal atas barang impor tersebut
- Negara X mengeluarkan izin kepada beberapa importir daging ayam. Namun, jumlah mereka dan jumlah daging yang di impor dibatasi. Kebijakan yang diambil negara X merupakan kebijakan....
a.
Kuota impor d.
Larangan ekspor
b.
Larangan impor e.
Tarif
c.
Kuota Ekspor
- Negara D menjual apel lebih murah ke negara E karena berada di kawasan yang sama. Kebijakan yang diambil negara D ini termasuk.....
a.
Dumping d.
Diskriminasi harga
b.
Kuota e.
Subsidi
c.
Tarif
- Negara A menjual produk sepatu ke negara B seharga Rp. 20.000,-. Padahal biaya produksinya adalah Rp. 25.000,-. Kebijakan yang dilakukan oleh negara ini disebut...
a.
Kuota d.
Dumping
b.
Subsidi e.
Tarif bea masuk
c.
Diskriminasi harga
- Berikut ini yang bukan termasuk faktor pendorong perdagangan internasional adalah...
a. Perbedaan
Sumber Alam
b. Perbedaan
Faktor Produksi
c. Ketidakmampuan
beradaptasi di pasar global
d. Tidak Semua
Negara Dapat Memproduksi Sendiri Suatu Barang
e. Adanya
Persaingan Antarpengusaha dan Antarbangsa
20. Perhatikan pernyataan dibawah ini
1)
Perbedaan
Mata Uang Antarnegara
2)
Transfer teknologi modern
3)
Memperluas Lapangan Kerja
4)
Adanya
Kebijaksanaan Impor dari Suatu Negara
5)
Menjaga Stabilitas Harga
6)
Adanya
Organisasi – Organisasi Ekonomi Regional
Yang termasuk
hambatan perdagangan Internasional adalah..
a.
1,2,3 d.
4,5,6
b.
1,4,6 e.
Semua benar
c.
1,3,6
SELAMAT MENGERJAKAN
KUNCI JAWABAN
1. B 11.
C
2. A 12.
D
3. D 13.
A
4. B 14.
A
5. A 15.
E
6. B 16.
A
7. A 17.
D
8. C 18.
D
9. A 19.
C
10.
A 20. B